Judul: Penjaja Cerita Cinta (Kesetiaan, Rindu,
Perpisahan, dan Kenangan – cerita-cerita yang tak terduga)
Penulis: @edi_akhiles
Penerbit: Diva Press
Tebal Halaman: 192 Halaman
Catatan: Buku Dewasa
Catatan: Buku Dewasa
Jika saya harus me-review sebuah buku sampai tuntas
dan hak sepenuhnya jatuh kepada saya, maka saya akan memberikan perhatian
khusus pada buku tersebut. Review saya tidak kaku dan santai seperti
mendiskusikan sesuatu di blog. Review saya cukup panjang sebab saya menikmati
semua judul cerita dan saya memiliki kekaguman yang berbeda-beda. Semoga tidak
berhenti untuk membaca review saya. ^^
Terdapat 15 cerita pendek (cerpen) pada buku #PenjajaCeritaCinta
ini. Saya suka semua isi ceritanya. Karena setiap cerpen yang disuguhkan
memiliki nilai inspiratif yang luar biasa menggugah hati ini untuk membuka
pengetahuan baru atau sebagai cerminan diri untuk introspeksi. Dari
masing-masing cerita itu akan diulas sedikit lebih detail sebagai berikut:
Penjaja
Cerita Cinta (Tentang seorang laki-laki yang menjadi
penjaja cerita cinta pada wanita yang masih setia dengan rindu dan kenangan
masa lalunya)
Mungkin cerpen ini yang lebih banyak saya
ulas karena beberapa alasan yaitu; judul cerita ini yang menjadi judul buku,
cerita yang paling panjang daripada ke-14 lainnya, ceritanya sangat menarik
untuk disesapi maknanya.
Ketika saya membaca setting dan ilustrasinya, mengingatkan saya pada reality show Mister[i] Tukul Jalan-Jalan
karena dalam cerita menceritakan suasana kerajaan yang kental dan klasik.
Diperkuat dengan gambaran acra Ganesha. Membuat imajinasi saya langsung
menggambar relief seperti yang ada di candi pada umumnya. Bapak Edi berhasil
membangun imajinasi saya akan hal itu.
Ceritanya unik. Alurnya maju-mundur dan
menggunakan sub-judul dan baru kusadari sub-judul ini merupakan anak judul dari
Cerpen ini. Bapak Edi membuat saya menebak-nebak maksud jalan cerita. Penulis
seperti pendongeng dengan diksi yang begitu indah dan masih sangat mudah saya
pahami.
Namun beberapa kekurangan cerita ini ada
beberapa. Yaitu beberapa loncatan cerita yang tidak dipisah secara adil sehingga saya
kebingungan. Awalnya menceritakan Nyonya Sri, tiba-tiba penulis menarasikan ‘cerita
cinta’-nya tanpa tanda pemisah sebagaimana loncatan-loncatan agar bisa
terlihat.
Ide cerita yang dibangun sangat kreatif
karena seolah Bapak Edi ‘menantang dirinya sendiri’ untuk hal Senja dan senja. Namun hal tersebut menjadi sebuah kunci kemudahan bagi bapak
Edi untuk mempermainkan diksi dengan analogi yang dituturkan. Yaitu senja
penunjuk waktu dari terang menuju gelap dengan Senja nama orang yang memiliki
karakter sendunya yang kuat. Endingnya surprise
sekali. Kalimat terakhir yang seolah merangkul ketiga sub-judul yang dibuat.
Sangat bermakna dan #jleb. ^^
Love
is Ketek! (Tentang cowok yang
punya cewek sentimentil, tersinggung gara-gara teguran ‘ketek’, garis besar:
cowok susah memahami cewek)
Paragraf pertama serasa langsung
manuver. Gaya bahasa dari cerita pertama ke cerita kedua ini sangat berbeda.
Tetapi pembukanya seru. “Oke fine!” -nya
pas banget nempatinnya (Favorit di hal. 5) Ceritanya kocak dan menyenangkan. Seperti penyegar
dari sendu-nya cerita satu.
Cinta
yang Tak Berkata-kata (Tentang
cewek yang punya cowok tidak bekerja, dan sudah bosan dengan pemberian puisi
selama 3th)
Tokoh utama cewek yang ceritanya cukup
membuat sentilan kepada cowok-cowok yang berani ngajak kencan cewek tetapi
tetap harus modal dong. Hehe.
Endingnya menimbulkan multi tafsir. Ada dua yang menjadi tafsiranku; Itu beneran mau beliin Villa karena ternyata si cowok orang kaya, atau itu hanya candaan belaka? Dan Bapak Edi sepertinya sengaja membiarkan pembaca yang menentukan. Saya suka cara Bapak Edi menutup cerita ini. ^^
Endingnya menimbulkan multi tafsir. Ada dua yang menjadi tafsiranku; Itu beneran mau beliin Villa karena ternyata si cowok orang kaya, atau itu hanya candaan belaka? Dan Bapak Edi sepertinya sengaja membiarkan pembaca yang menentukan. Saya suka cara Bapak Edi menutup cerita ini. ^^
Namun ada diksi yang agak aneh bacanya, ‘serpihan
ludah’ pada halaman 53 itu bagaimana bentuknya yah? Ludah berbentuk serpihan?
Kenapa tidak percikan? Ludah bentuknya cair bukan bentuk padat kan? Semoga ini kekhilafan semata. :)
Ada kalimat yang kusuka, “Jika aku mau, inilah sesungguhnya mandala terbaik buatku untuk
menyerangnya. Tapi bukankah ia kekasihku, bukan musuhku? Bukankah menyerang
kekasih dengan dalih apapun sama halnya dengan menyerang hatiku sendiri?”
bagi saya itu adalah #jleb banget.
DIJUAL MURAH SURGA BESERTA ISINYA (Tentang rahasia masuk surga dari penjual yang
tidak jelas di Borobudur)
Selain Penjaja Cerita Cinta, cerpen ini juga
menjadi favorit saya. Kisah pribadi (mudah-mudahan benar) yang sangat
menginspirasi bak bercermin di air. Melihat diri sendiri yang tidak jelas
sempurna sebab gelombang airnya. Artinya, saya seperti melihat diri sendiri
yang belum bisa ‘dengan mudah’ bersedekah untuk tabungan surga.
MENGGAMBAR TUBUH MAMA (Tentang nostalgia Mama dari tokoh utama
yang mati terpenggal)
Baca paragraf pertama bikin pengen
muntah dan merinding. Ada suspense thriller-nya yang sebenarnya membuat saya
semakin tertarik meski nggak tahan bayangin kepala terpenggal di dalam cerita.
Hal ini dengan natural membuat imajinasi saya menggelanyar kepada mama saya
sendiri. Sangat menyentuh hati namun kekurangannya adalah seperti masih belum tuntas
diceritakan. Belum jelas bahagaiman kelanjutan hidup anak laki-laki itu. Kasihan sekali. :(
SECANGKIR KOPI UNTUK TUHAN (Tentang Bapak Edi yang begitu berduka atas
kepergian Simonceli)
Saya tahu ini adalah kisah duka yang
mendalam dari diri Bapak Edi. Namun saya justru memandangnya ada sedikit sense
humor yang secara natural tercipta. Ke-extreme-an duka Bapak Edi ketika menyaksikan
kematian Simoncelli ini agak lebay yang sebenarnya lucu.
Beberapa perdebatan dengan kakak dan istrinya yang akhirnya tetap kekeuh dengan menenteng kopi yang katanya untuk Tuhan, pada akhirnya diminum oleh orang lain yang sambil mengacungi jempol.
Beberapa perdebatan dengan kakak dan istrinya yang akhirnya tetap kekeuh dengan menenteng kopi yang katanya untuk Tuhan, pada akhirnya diminum oleh orang lain yang sambil mengacungi jempol.
Nilai inspiratif tercipta ketika Bapak
Edi yang belum terima seolah marah kepada Tuhan hingga akhirnya ia khilaf dan
tidak seharusnya ia memarahi Tuhan atas takdir yang sudah terjadi. Saya suka cerita
ini. ^^
TAK TUNGGU BALIMU (Tentang teman Pak Edi yang suka ngatain Pak Edi tapi akhirnya malah senjata makan tuan)
Baca judulnya teringat Bapak Edi yang
dulu ‘memang’ heboh dengan lagu ini. Saya belum tahu lagunya, dan di saat saya
baca ini langsung ambil gadget lalu mendownload lagunya. Bagus sih lagunya,
tapi saya lebih suka oplosan. Hehe. Kisahnya konyol. Saya ikut senyum-senyum.
Nyambung banget sama lagunya. Kreatif banget deh!
CINTA CANTIK (Tentang tokoh utama [Pak Edi?] dapat email isi foto cantik dan
langsung jatuh cinta sampai kebawa mimpi)
Meski endingnya lagi-lagi rasanya belum
tuntas alias belum puas siapa sih cewek cantik itu sebenarnya dan mungkinkah
akhirnya berkenalan, serta kenapa dapat email itu belum terungkap, tapi paling
tidak dapat menjelaskan bahwa cinta sejati itu susah di dapat.
TAMPARAN TUHAN (Tentang cerminan diri dari segala hal yang diperbuat)
Ceritanya membuat saya introspeksi.
Namun saya dibuat menjadi beralih paham. Awalnya saya paham dengan ‘ini’ kemudian
mendadak saya sepaham dengan ‘itu’ dijelaskan dalam hal. 115.
Ada dua halaman penuh yang kisahnya sangat persis dengan saya pribadi. Saya merasa cucoookk dengan hal tersebut. :D
Ada dua halaman penuh yang kisahnya sangat persis dengan saya pribadi. Saya merasa cucoookk dengan hal tersebut. :D
ABAH, I LOVE YOU... (Tentang nostalgia Bapak Edi dengan Abahnya)
Kisahnya sangat menyentuh dan saya
menjadi menyadari sesuatu tentang jerih payah orang tua. Saya menjadi malu pad
diri saya sendiri. Cerita ini sangat menginspirasi dan membuat saya semakin
sayang kepada ayah saya.
CERITA SEBUAH KEMALUAN (Tentang analogi kemaluan dengan hakikat
manusia)
Judulnya memang agak geli. Saya yang
baca pembukaannya saja geli. Tapi saya betah membaca dan saya ‘terpuaskan’
dengan analogi yang Bapak Edi tuturkan dan itu masuk akal sekali. Manusia
memiliki satu kemaluan agar manusia berhati-hati dalam bertindak laku.
MUNYUK! (Tentang seorang istri yang sudah tidak dicintai oleh suami, lalu
ditinggalkan)
Sepertinya ini fiksi. Saya jadi ikut
merasakan begitu pedihnya menjadi istri yang dicampakan. Namun ini ketiga
kalinya Bapak Edi seperti memutuskan cerita begitu saja. Dan masih belum jelas perihal
alasan suami meninggalkan istri. Ini jelas sangat menjadi pertanyaan. Ada apa?
LENGKING HATI SEORANG IBU YANG DITINGGAL
MATI ANAKNYA (Tentang Ibu yang sedih
karena anaknya meninggal, lalu ikut meninggal juga)
Cerita tentang kasih ibu yang begitu
tulus. Menyentuh dan pesan cerita sangat sampai karena penuturannya yang
tersurat. Tetapi cerita menjadi agak ganjil ketika anaknya baru meninggal dan
ibunya ikut meninggal saat itu juga. Jadi ini ceritanya dalam satu hari terjadi kematian dua orang begitu ya?
Tetapi saya menjadi ingin lebih menyayangi Ibu saya setelah membaca ini. :’)
Tetapi saya menjadi ingin lebih menyayangi Ibu saya setelah membaca ini. :’)
AKU BUKAN BATU!! (Tentang si Aku yang tak mau jadi Batu karena memiliki perasaan dan
kebingungan tentang kekekalan)
Ceritanya menginspirasi dan saya menjadi
memiliki pengetahuan baru tentang analogi batu sebagai benda yang tak memiliki
perasaan. Saya selalu suka analogi yang dipakai Bapak Edi.
SI X, SI X, AND GOD (Tentang mengenal diri sendiri dari mindset tentang Tuhan)
Baru
kali ini saya menemukan cerpen isinya hanya dialog. Tapi menarik. To the point dan saya pun terkadang
memiliki pertanyaan-pertanyaan serupa dari percakapan dialog tersebut dan
langsung terjawab tanpa basa-basi. Konsep ‘hanya dialog’ cukup unik dan tidak
jelek.
Over all,
saya sangat mengagumi dan sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca. Isinya
‘berisi’, 'aku banget' dan selalu mendapat sebuah pencerahan yang berarti.
Kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya merupakan sifat manusia yang
tidaklah sempurna.
Setelah
membaca kumpulan cerpen karangan Bapak Edi ini saya menjadi semakin tahu
karakteristik beliau dalam menulis cerita. Yaitu cerita yang jujur, suka
memainkan diksi, menganalogikan sesuatu, suka menggantungkan cerita, dan bahasanya
tidak berbelit meski menggunakan banyak diksi. Saya menimkatinya! :D
Ohya, di akhir kita diberi tips dan mendasar tentang kepenulisan. Lumayan menambah ilmu dalam menulis. Dapat inspiratifnya dapat pula ilmunya! Saya mampu
menyelesaikannya dalam satu hari, maka saya menikmati buku ini. Akhir kata, saya tutup review
buku ini dengan kutipan dialog favorit saya pada buku ini (hal. 177).
...
“Bagaimana ya hati memberitahumu?”
“Kan hati memang menyimpan nurani, nah
nurani itu menyuarakan angel.”
“Itu suara Tuhan!”
“Hati adalah suara Tuhan?”
...
3 komentar
Write komentarjudul2 cerpennya lucu2 ya :D eh tapi ternayat ada misterinya juga
Replybtw, potomu kayaknya mudaan deh Vin :p
Asik aku dibilang mudaaa :D
ReplyIya judulnya emang keren-keren Tha. Kamu harus baca nih!
Makin cntik aja kmu vin.. hehe
ReplyMoga smakin maju blogmu vin.
Jejakkan komentar, saran, kritik, dan pertanyaan melalui Contact atau komentar di bawah ini. Gunakan komentar Facebook (di atas) jika ingin mendapat notifikasi balasan langsung dari Facebook. Atau bisa juga dengan akun Blog/Gmail.
Terima kasih berkenan membaca dan mampir di Vindy Pindy Mindy.
--- www.vindyputri.com ConversionConversion EmoticonEmoticon