Catatan Perjalanan di PTPN XII Kebun Renteng Pabrik Rayap – Rembangan Jember

Catatan Perjalanan di PTPN XII Kebun Renteng Pabrik Rayap – Rembangan Jember

Halo Blogiest!
Seneng banget deh rasanya otak dan badan di-refresh ulang karena habis jalan-jalan, ups! Rapat kantor Radar Jember bonus jalan-jalan hihihi... Masalah rapatnya nggak usah dibahas lah ya. Yang seru kan jalan-jalannya hehe.

Dimulai dari subuh yang begitu ngantuk, akibat begadang nggosip sampai jam setengah tiga pagi, aku dan teman-teman lainnya bersiap lalu kami berarak-arak jalan menuju perkebunan milik PTPN XII.

Jalannya masih makdam namun tersusun rapi. Harus berhati-hati berjalan di sini sebab selain jalannya yang memanjak, batu-batu yang tersusun cukup besar. Anak-anak kecil yang ikutan saja mesti diingatkan berkali-kali-kali supaya pelan-pelan jalannya.


Medan jalan menuju perkebunan kopi PTPN XII 
di Kebun Renteng Pabrik Rayap - Rembangan Jember

Sekitar lima belas menit kami berjalan kaki naik menuju perkebunan kopi robusta. Ohya, PTPN XII Kebun Renteng Rayap ini membudidayakan kopi robusta. Dimulai dari penanaman bibit, pabrik, irigasi, hingga yang sudah jadi. Tapi ada satu hal yang aku tidak bisa pastikan (karena saat itu aku nggak dengerin, hehe), apakah PTPN ini masih mengolah kopi hasil perkebunannya di pabriknya sendiri atau tidak. Sebab kata Mbak Manager Produksi (Lupa namanya, sebut saja Mbak Mapro, Hehe) pabrik yang ditunjukkan pada kami sudah lama tidak beroperasi. Mungkin yang masih beroperasi adalah tester-nya.



Aku di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII Kebun Renteng Pabrik Rayap

Kami diajak masuk ke pabrik. Sebenarnya pabrik ini masi sangat terawat. Masih ada buku-buku untuk mencatat entah apa, lalu masih ada ruang laboraturium yang lagi-lagi aku telat dengerin, ruang laboraturium ini digunakan untuk apa. Ruangannya kecil sekali. Mungkin sekitar 2x2 meter. Di dalamnya terdapat peralatan laboraturium seperti gelas ukur, tabung elemeyer, tabung LPG 3kg, dan sebuah mesin yang aku tidak tahu namanya. Maafkan.

Kemudian kami diajak masuk lebih dalam. Kali ini kami masuk ke ruangan pertama kali bahan baku masuk. Maaf yang ini tidak ada foto sebab aku nggak kepikiran juga mau mengabadikannya. Kugambarkan saja secara naratif ya.

Seleum kita masuk melalui pintu masuk, kami harus melalui sebuah jembatan yang tidak panjang. Di bawah jembatan merupakan sebuah ruangan lanjutan dari tahap pertama ini. Sedangkan tepat di samping jembatan, ada sebuah terowongan cukup besar. Terowongan inilah yang menjadi jalan masuknya bahan baku ke dalam ruangan. Yaaa semacam pintu khusus untuk bahan baku.

Nah yang akan aku jelaskan pertama adalah proses Bio Fuel Bio Diesel. Menurut Mbak Manpro, hasil tanaman jarak juga tinggi di sekitar sini, berdasar prinsip inilah dimanfaatkan untuk pembuatan bio Fuel Bio Diesel. Oke aku jelaskan kembali ya apa yang telah dijelaskan oleh Mbak Manpro.

Dari tahap masuknya bahan baku ke dalam ruangan, bahan baku tersebut dimasukkan ke dalam sebuah wadah besar yang di tengahnya terdapat lubang menuju proses pemecahan. Bahan baku jarak ini kemudian turun. Maaf masih belum ada foto. Masih speachless dengan pemandangan pabrik yang baru pertama kali ini kulihat. Ohya, katanya ini pernah beroperasi pada tahun 2006/2007. Sampai kapan aku tidak dengar. Maafkan sekali-lagi.


Ruang Proses Bio Fuel Bio Diesel

Pada Gambar nomor 1, bahan baku turun dan masuk ke dalam mesin yang dapat memisahkan mana ampas dan mana hasil minyak yang nantinya digunakan. Nahh.., itu dia ada si Mbak Manpro sedang menjelaskan pada kami.

Selanjutnya bahan baku yang sudah berupa minyak yang tadi dihasilkan masih harus dipress lagi degan mesin ini, coba lihat Gambar nomor 2. Bisa dilihat kan ada sebuah benda seperti presser bertumpuk-tumpuk ke samping. Aku aja masih gagal paham gimana cara kerja yang sesungguhnya. Hehe..

Lalu selesai? Belum..., ketika sudah dipress, masih harus masuk ke tahap filtering lagi. Namun kali ini dengan cara diputar dengan sangat cepat, coba lihat mesinnya pada Gambar nomor 3. Kalau tidak salah sih kecepatannya 60rpm. Aku tidak tahu itu secepat apa, mungkin kalau aku masuk di dalamnya aku sudah jadi kering karena minyak badanku tesaring, hehe...

Dan..., tara!! Minyak jarak yang sudah melalui proses cukup panjang telah selesai. Bisa dilihat pada Gambar nomor 4 hasil minyak berwarna kuning bening. Ini bisa digunakan untuk bahan bakar kendaraan/transportasi.

Selepas dari situ, kami diajak ke ruangan yang menyimpan alat yang menjadikan mesin-mesin ini bekerja. Yap! Ruang Mesin dan Turbin! Pada ruangan ini, terdapat dua macam pembangkit untuk mesin pabrik. Ada yang menggunakan solar, ada pula alat yang menggunakan tenaga air.

Dua-duanya dipakai?
Ya, kata Mbak Manpro, mesin solar digunakan apabila ada permintaan minyak jarak yang sangat banyak. Sedangkan turbin digunakan untuk pembuatan yang tidak banyak.


Ruang Mesin dan Turbin


Turbin yang dibangun pada tahun 1939

Selepas dari sini, adalah yang menarik. Kami diajak untuk melakukan cup taste. Atau test kopi robusta, lalu kami diajari bagaimana meminum kopi, mengaduk kopi, membedakan wangi kopi, dan kami juga diberi tahu jenis-jenis kopi yang baik dengan pebedaanya.


Kopi Robusta bubuk kualitas unggul (ekspor)


Pertama kami melihat ada dua sisi mangkuk yang berisi kopi yang sudah dihaluskan. Seorang bapak dari PTPN XII mulai menjelaskan, bahwa pada cup taste mereka dituntut untuk menentukan nilai pada hasil panen mereka pada sebuah form. Sebelum mengisi, mereka menilai dengan cara mencium wangi kopi bubuk terlebih dahulu. Lalu diingat dan hidup wangi kopi bubuk di mangkuk lain.

Mangkuk-mangkuk tersebut bukan berarti kopi dari berbagai merk, ya. Namun dari berbagai kualitas. Misalnya, kopi dengan biji yang dipilih sempurna, lalu biji yang bentuknya berbeda, ada biji kopi laki-laki atau dalam bahasa jawanya kopi lanang, dan ada juga kopi perempuan atau kopi wadon/wedok.

Perbedaanya?
Kalau kopi laki bentuk biji kopinya seperti monokotil atau tidak dapat berbelah menjadi dua. Sedangkan biji kopi perempuan adalah biji kopi yang seperti dikotil atau berbelah menjadi dua. Hm..., gampangannya, satu biji kopi, jika bulat utuh itu adalah biji kopi laki, namun kalau seperi terbelah setengah maka itu adalah biji kopi perempuan.

Rasanya?
Katanya siiih...., lebih kuat yang laki. Berhubung aku nggak suka kopi, bukan pencinta kopi, maka aku tidak begitu tau di mana perbedaan rasanya.


Kopi Robusta bubuk saat diseduh

Nah..., setelah kami diajak mengenali kopi dari wanginya saat masih berupa bubuk, kami juga diajari bagaimana menyeduh kopi. Kopi harus menggunakan air yang baru mendidih. Diseduhkan pada cangkir (dalam kesempatan ini menggunakan mangkuk), lalu tunggu beberapa saat dan mulai diaduk.


Teman-teman Radar Jember mencoba hirup wangi (cup taste) saat mengaduk kopi.

Tapi, eits! Kami juga diajak untuk mengenali wangi kopi, khususnya robusta, dengan cara mengaduk yang cukup aneh, hehe. Pertama kita dekatkan hidung kita pada mangkuk, lalu mulai diaduk perlahan-lahan namun tidak boleh mengaduk pada posisi sendok menyentuh dasar mangkuk, cukup ditengah-tengah mangkuk. Sambil dihirup kebulan wangi kopi yang keluar. Aku juga ikutan nyoba dong cara mengaduk dan menghirup wangi kopi robusta. Hm..., wangi...!


Aku juga ikut mencoba menghidurp wangi Kopi Robusta

Setelah di aduk, tunggu beberapa saat hingga buih-buihnya berhenti bekembang. Bapak ini mengambil sendok lalu mengambil buih-buihnya dan dibuang tanpa diaduk kembali.

Lalu?
Yuk..., saatnya menyeruput kopi yang tadi kita aduk. Tanpa gula loh! Hehe..., namanya juga cup taste, yang di-tes adalah kopi original. Cara nyeruputnya juga ada teknik-nya. Yaitu dengan mengambil kopi sesendok saja, kemudian bersiap tahan napas lalu “Srupuuut!” dengan cepat kopi masuk disedot hingga terasa tekanan kecil di langit-langit lalu menyebar ke semua permukaan mulut. Ditelan? Tidak..., langsung dibuang ke tempat khusus limbah tester. Nah..., dari situlah tester baru bisa menilai rasa kopinya bagaimana. Aku pernah mendengar teknik ini di TV saat mengulas tentang nikmatnya kopi dari berbagai jenis.


Cup Taste dengan cara menyeruput kopi lalu dibuang di tempat khusus.


Lalu aku mencoba?
Ya..., aku mencoba tapi dengan cara ibu-ibu. Hihiih..., ambil sendok dan ambil juga kopinya sedikiiiit saja lalu letakkan di telapak tangan dan..., cukup dikelumat saja kopi masuk ke dalam mulut. Mirip seperti apa ya? Seperti ngicipin sayuran yang lagi di masak, kurang garam? Gula? Penyedap rasa? Hehee...

Namanya juga tester, pasti antara kopi satu dengan lainnya ada perbedaan dong dari rasa?
Betul! Rasanya ada yang sangat kuat namun pahitnya segera hilang tidak membekas di lidah, dan ada punya yang terasa soft seperti kebanyakan air. Padahal ya sama saja. Ohya, kata Bapak-bapak tester kopinya bilang:

"Jangan mengaku penikmat kopi kalau hanya minum kopi sachet-an."


Sample Kopi Robusta yang masih belum diolah menjadi bubuk. Sebelah kanan adalah Kopi Robusta kualitas unggul.

Dari test itu dihasilkan mana kualitas kopi yang bagus untuk dieksport, mana yang cukup dijual di pasaran lokal. Pastinya hal itu disesuaikan dengan lidah orang indonesia dan asing. Menurut Bapak yang menjelaskan (nggak tahu namanya), lidah indonesia berbeda dengan orang barat. Orang Barat suka yang kuat dan terkesat asam/kecut. Sedangkan di Indonesia dengan mindset ‘kecut sama dengan bau' maka di Indonesia tidak cocok jika dijual kopi yang seperti itu.


Ruang sortir kopi dengan label di setiap sekatnya

Ohya, di ruangan tester itu kami juga melihat banyak sekali meja kayu yang digunakan untuk mensortir kopi. Semua dikelompokkan masing-masing bentuk. Ada label di setiap sekat. Misal, ada kopi yang terbakar lubang lebih dari satu, dan lainnya. Namun yang kulihat meja kayu ini memiliki sekat-sekat yang sangat banyak. Ini menandakan bahwa selektifitas kopi sangat spesifik hingga terpilihlah kopi yang unggul.
  

Ruang Mikro Hidro Power tempat pembangkit Listrik

Setelah itu, lokasi terakhir yang kami datangi adalah sebuah ruangan MHP atau kepanjangannya Mikro Hidro Power. Jarak dari tempat tadi sangat dekat sekali. Apa nih? Ini adalah sebuah mesin yang dapat membangkitkan listrik dengan menggunakan tenaga air. Atau biasa kita istilahkan pembangkit listrik generator. Di ruangan ini hanya ada satu mesin. Terhubung dengan pipa besi yan sangat besar. Dan ini bisa menghasilkan ribuat kilo watt untuk menerangi desa sekitar.

Apa PLN nggak masuk ke sini?
Masuk..., namun mereka tidak bergantung pada PLN sebab sumber daya alam di sini masih sangat bagus bahkan jika dibandingkan jauh-jauh-jauh lebih murah dengan generator. Cukup membayar penjaga tiga orang saja, maka listrik bisa dinikmati secara cuma-cuma. Daripada bayar listrik mahal-mahal? Yayaya..., aku setuju. PLN tetap dugunakan, tapi hanya untuk kebutuhan yang besar saja, tidak terlalu dipakai sebab generator lebih menguntungkan.

Nah..., itu adalah tempat tujuan terakhir. Lalu? Kami kembali ke Villa melewati pemandangan yang sangat indah. Aku yang memfoto aja takjub. Serasa jadi fotografer handal. Padahal Cuma pakai Zenfone 5.


Pemandangan dari perkebunan


Sungai yang jernih di sekitar perkebunan

Pemandangan sekitar sungai (sebelah villa)


Sampainya di Villa, saatnya mengungkap rejeki Doorprize! Aku dapat doorprize dong! Dapat apa coba tebak? Si nomor undian 43 adalah rejekinya DVD Player merk LG! Begitu sampai di rumah aku pasang di TV, it works smoothly! Bisa nonton DVD deh...!


Aku dan hadiah doorprize!

Abaikan baju kedodoran itu. Hehehe... Thanks ya udah baca catatan perjalananku. Seru-seru mengasyikan gitu deh.. Hehe


Previous
Next Post »

5 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
Tuesday, 3 March 2015 at 11:00:00 GMT+7 delete

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

Reply
avatar
rollaas
AUTHOR
Saturday, 28 November 2015 at 10:23:00 GMT+7 delete

wah. Mantap nih perjalananmu @vinda, Like it!
kami dari anak perusahaan PTPN XII mengucapkan terimakasih buatmu. Visit: www.rollaas.co.id

Reply
avatar
rollaas
AUTHOR
Saturday, 28 November 2015 at 10:27:00 GMT+7 delete

waahhh sorry vin ak salah eja namamu hehehh. Harusnya Vindy :)

Reply
avatar
Monday, 16 January 2017 at 06:50:00 GMT+7 delete

Sip sip terima kasih infonya mengenai perjalanan di Renteng, saya masukin list deh buat tujuan selanjutnya...

Reply
avatar
Friday, 24 February 2017 at 16:05:00 GMT+7 delete

Tksh mbak Vindy sdh share ttg Perkebunan Rayap yg penuh kenangan dan kebanggaan. Salam sukses.

Reply
avatar

Jejakkan komentar, saran, kritik, dan pertanyaan melalui Contact atau komentar di bawah ini. Gunakan komentar Facebook (di atas) jika ingin mendapat notifikasi balasan langsung dari Facebook. Atau bisa juga dengan akun Blog/Gmail.

Terima kasih berkenan membaca dan mampir di Vindy Pindy Mindy.
--- www.vindyputri.com ConversionConversion EmoticonEmoticon