Hai blogiest yang kreatif!
Para peserta adalah seluruh kelas XI di SMADA Jember (SMA 2 Jember). Aku harus menilai 9 (sembilan) film dari 10 kelas. Durasi yang mereka tampilkan sekitar 15 menit. Komponen penjurian ada 5 (lima), diantaranya adalah Fisual, Ekspresi, Cerita, Editing, satunya aku lupa. Haha.. maafkan. Btw, mejeng dulu kali ya?
Hal apa yang membuat kita merasa sangat menonjol dari orang lain? Potensi apa? Kesenian? Musik? Buku bacaan? Atau akademis? Semua menjadi sangat menonjol kalau kita menjadi diri sendiri dan menjadi berbeda. Unik.
Apa keunikanmu?
Ide banyak, but no action! *ngaca diri* Kreatif sih, tapi nggak ada bentuknya. Wah, pengennya sih nggak kaya gitu. Banyak banget nih to do list-nya, tapi masih suka ketunda-tunda. Nggak menghasilkan apa-apa, nggak bisa diapresiasi.
Ngomong-ngomong soal kreatifitas dan apresiasi, aku ingin menceritakan pengalaman seru jadi juri film pendek di sekolah SMA 2 Jember. Aku senang diberi kepercayaan bergengsi seperti itu. Guru bahasa indonesia sudah sangat mengenal aku dari prestasi menulis semenjak aku SMA. Ya, ini SMA-ku, SMADA Jember.
Jadi ceritanya beliau mendadak menghubungi aku via telepon H-1 untuk menjadi juri. Aku terima. Aku juga ingin berpengalaman menjadi juri setelah pernah merasakan menjadi pembawa materi atau nara sumber.
Jadi ceritanya beliau mendadak menghubungi aku via telepon H-1 untuk menjadi juri. Aku terima. Aku juga ingin berpengalaman menjadi juri setelah pernah merasakan menjadi pembawa materi atau nara sumber.
Wih, jadi juri. Keren banget sepertinya. Itu artinya aku harus memperhatikan sebuah karya kratifitas dengan sungguh-sungguh dan fokus. Tidak hanya sekedar menonton, tapi aku mencatat hal-hal penting guna pertimbangan nilai. Aku belum pernah jadi juri secara LIVE. Pernah sih, jadi juri kompetisi cerpen. Tapi ini beda. Saat itu aku melihat sebuah karya, saat itu pula aku harus menilai.
Menjadi juri itu ternyata seru juga ya.
Rasanya keputusan tertinggi ada di tanganku. Sering kan ada tag "Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat." Yes. Di sinilah idealisme sangat-sangat-sangat dipakai.
Menurutku itu jelek. Nggak bagus. Padahal kata juri di sebelahku bagus. Aku bisa ketawa di bagian tertentu, juri di sebelahku diam tanpa ekspresi. Tapi ada kalanya, aku merasa cerita itu membosankan, ternyata juri disebelahku juga menguap, bahkan nggak peduliin lanjutannya. Dia justru mengambil hape-nya. Bosan.
Festival Film Independen SMADA Kreatif 2015
Para peserta adalah seluruh kelas XI di SMADA Jember (SMA 2 Jember). Aku harus menilai 9 (sembilan) film dari 10 kelas. Durasi yang mereka tampilkan sekitar 15 menit. Komponen penjurian ada 5 (lima), diantaranya adalah Fisual, Ekspresi, Cerita, Editing, satunya aku lupa. Haha.. maafkan. Btw, mejeng dulu kali ya?
Aku menjadi JURI I di Festival Film Independen SMAD KREATIF 2015
Kertas penilaian ballpoint, dan konsumsi yang aku dapat
Nah, aku akan berbagi garis besar ceritanya. Mungkin teman-teman sedang buntu dan ingin mencari ide. Mungkin bermanfaat. ^^ Ini dia cerita dari 3 besar tersebut. Mereka keren banget dalam membuat ide cerita. Kreatif!
Juara III XI IPA 3 --- Judul: Dengar?
Juara II XI IPS 1 --- Judul: Selesai
Juara I XI IPA 1 --- Judul: Matahari yang Hilang
Itu dia tiga besar film pendek terbaik.
Cerita yang diangkat oleh merekapun juga nggak mainstream. Yang lain juga bagus-bagus, sih. Tapi diantara mereka pasti ada yang lebih unggul. Itulah kompetisi. Dari pengalaman menjadi juri perdana ini, aku mendapatkan banyak sekali hal baru yang bermanfaat:
Bahwa kreatifitas itu tiada batasnya.
Bahwa kreatifitas itu tiada batasnya.
Dalam sebuah kompetisi, ketika percaya diri punyaku paling oke, nyatanya masih ada yang lebih oke dari itu. Lebih kreatif daripada itu.
Anak SMA, sudah bisa membuat film profesional dengan cerita yang luar biasa bagus.
Aku, merasa malu. Malu karena belum berkarya lagi.
Terlepas masih ada langit di atas langit, rasa percaya diri adalah kunci utama sebuah keberhasilan.
Terlepas masih ada langit di atas langit, rasa percaya diri adalah kunci utama sebuah keberhasilan.
Aku tidak ingin kalah dengan mereka, aku pasti bisa! ^^
Berangkat dari ketidaktahuan apa-apa,
berjalan dengan ilmu yang minim,
dan berlari mengejar impian dengan ilmu yang baru.
Budi Utomo
[Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 jember]
Narsis setelah asyik nonton film pendek di depan sekolah SMA Negeri 2 Jember. |
Sumber Gambar Dokumen Pribadi
9 komentar
Write komentarBagian ibu-ibu robek brosur itu kocak. Sarap!
ReplyHaha.., kamu naksir ibu-ibunya? Besok saya kenalkan. :D
ReplyKesan pertama jadi seorang juri gimana nih? heheehe
ReplyKesannya amazing! Malu, takut, tapi kemudian jadi semangat dan percaya diri, bahwa aku harusnya bisa lebih dari ini. :)
ReplyJadi juri itu mesti subjektif, dosa nya besar kalo salah pilih hahaha
ReplyHahahaha.. AKunya nggak kenal sama siapa-siapa tuh. Hihihi.. Objektif doong... :P
ReplyPengalaman banget ya, Viiin.. :D Jadi juri itu kan ngga gampang.. Berat malah karena harus nentuin pemenang :P
ReplyAh.., nggak juga..., ntar kan nilainya digabung dan dicari rata-rata :D
ReplyKalok aku bakalan kzl misalnya yang menurut ku bagus tapi ngga menang :P
ReplyJejakkan komentar, saran, kritik, dan pertanyaan melalui Contact atau komentar di bawah ini. Gunakan komentar Facebook (di atas) jika ingin mendapat notifikasi balasan langsung dari Facebook. Atau bisa juga dengan akun Blog/Gmail.
Terima kasih berkenan membaca dan mampir di Vindy Pindy Mindy.
--- www.vindyputri.com ConversionConversion EmoticonEmoticon