[Kisah Nyata] Cara 'Penunggu' Menunjukkan Keberadaanya di Rumahku

Hai blogiest! Bagaimana puasa hari pertama kemarin? Lancar, kan?

Hari ini adalah hari kedua bulan puasa di tahun 2015. Hari ini ya kulalui biasa saja, mengerjakan pekerjaan rumah di siang hari, sore bantuin Mama masak untuk berbuka, lanjut ke kantor, berbuka dan terawih bersama di kantor, pulang, istirahat, dan bangun lagi untuk siap-siap sahur di hari kedua.

Bulan puasa, katanya hantu, setan, jin, atau makhluk astral lainnya dimasukin penjara, ya? Nggak bakal ngeganggu manusia yang lagi berpuasa. Tapi percaya nggak, kalau justru penunggu rumahku ini 'usil' dan nunjukin keberadaanya di rumah.

Seperti yang kubilang tadi, semua berjalan normal. Hingga ketika aku bangun untuk bersiap masak sahur, Mama yang sudah stand by di dapur bilang ke Papa begini, "Bukannya kemarin malam baru aja beli air galon baru ya? Kok sekarang sudah habis, sih?"

Aku yang masih ngumpulin nyawa masih bingung arah pembicaraan Mama. Jadi ceritanya, menjelang sahur pertama, air galon di rumah habis dan persediaan juga belum beli. Otomatis malam itu juga beli di Indomaret. Terus? Ya dipasang dong di dispansernya. Full tank lagi deh galonnya!

Nah baru juga semalem dipasang galonnya, masih full, puasa juga kan? Nggak minum air selama seharian. Dan nggak mungkin juga dong air itu bakalan habis dalam semalam. 

"Bocor kali," aku jawab pakai logika.

Papa segera ngecek bawah dispanser. Kering. Nggak ada genangan air sama sekali. Ini kondisi galon habis tanpa air setetes pun. Papa angkat tuh galonnya dan nginceng ke dalam dispenser. Habis! Nggak ada air sama sekali. Lantai di bawah dispenser pun nggak ada tanda-tanda kebocoran sama sekali. Pinggiran mulut dispanser juga kering-ring-ring.

Ini jadi bahasan selama sahur kedua pagi ini. Kami semua percaya nggak percaya. Keluarga kami bukan keluarga yang percaya pada makhluk seperti itu. Tapi keluarga kami percaya Tuhan menciptakannya.

Jadi siapa yang ngabisin air galon dalam semalam? Mungkin, sebelum para makhluk astral itu dikunci dalam penjara, minum air sebanyak-banyaknya. Yah... entahlah.

Hal seperti tanda-tanda keberadaannya ini sudah sangat sering terjadi. Baik di rumahku yang lama dan di rumahku yang baru sekitar 4 tahun ini kutempati. Kalau di rumah lama aku sering dengar suara langkah kaki setiap hari. Kalau main komputer selalu aja ada yang lewat bolak balik, baik warna putih maupun hitam. Pernah lihat wujud manusianya di halaman bekalang. Kadang dipanggil dari luar rumah, aku tengok nggak ada orang.

Kalau di rumah baru ini, mulai dari kursi bergerak sendiri di depan mataku, sampai kucingku terbangun juga karena denger derit kursinya, cincin yang jatuh di depan kakak cowok yang lagi nonton tivi, pasta gigi yang goyang-goyang sendiri, sosok hitam lari-larian di tangga, penampakan cewek rambut panjang menutupi wajah di dapur, kertas yang bergerak sendiri, suara debuman dai lantai dua yang lagi nggak ada orangnya, lampu balkon lantai dua yang mati di mata Mamaku tapi lampu itu hidup kalau dilihat aku dan kakakku, dan masih banyak lagi.

Aku sih nggak takut ya... udah terbiasa. Kadang aku ajak komunikasi, "Jangan ganggu, ya. Karena aku nggak ganggu kamu." Gitu, Cuma nggak habis pikir aja. Mereka ini niat mengganggu, tapi aku nggak takut. Niat usil atau... gimana? Sampai-sampai nih, pagi ini sahurnya krisis air matang. Ya mau nggak mau godok air baru. Nungguin deh air panasnya dingin supaya bisa diminum. 

Dispenser yang kini nggak ada galonnya karena habis. Galonnya lagi diisi ulang.

Dasar hantu kehausan. Minum sampai segalon dihabisin sendiri. Aku jadi inget film Susana yang makan sate 20 tusuk sekaligus.

NB: Tulisan kisah ini tidak bermaksud untuk mengajak kalian percaya hal-hal nggak masuk logika. Semua kembali kepada kepercayaan masing-masing ya... ^^

Jadi... menurut kalian, ke mana air galon itu pergi?

Jawab dengan logika ya kalau bisa... hehehe.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

UPDATE 20 Juni 2015

(Sahur ketiga bulan puasa tahun 2015)

Ketika aku selesai menulis postingan ini, aku share dong di Facebook. Ada beberapa yang menanggapi. Ada yang menceramahi panjang lebar seperti di bawah ini. Nama disamarkan demi keutuhan bangsa.

Nah, kemudian, tak disangka ada temen kampus (orang kesatu) komentar seperti di bawah ini. Kemudian dilanjut dengan teman lain (orang kedua) yang mengiyakan apa yang dikatakan orang pertama. Orang pertama setelah kutanya begitu langsung japri alias jelasin jalur pribadi via wasap, dan dikirim foto tulisan doa untuk ditempel di tempat angker. Meski sebenarnya aku tidak merasa rumahku ini angket. Rumahku hanya ada penunggunya. Itu saja. Sama seperti rumah dia, rumah kamu, kamu, kamu, dan kamu. Okey, yuk langsung aja disimak.

Sahur berikutnya dimulai. Air kembali berkurang! Tapi baru sepertiganya. Dan kali ini, air menetes ke lantai. Ini berbeda dari kasus kemarin malam. Ini baru masuk akal. Jadi..., dispansernya rusak. So? Mana yang benar? Mungkin yang benar adalah, si hantu merusak dispanser. Ya..., hantunya yang ngerusak dispanser!

Tapi balik lagi,

Sebenarnya ke mana, sih, air galon yang kemarin malam?

Update Juli 2015

Jadi aku karena masih penasaran, aku punya teman dekat yang juga indigo. Aku cuma kasih tau foto doang sambil tanya, "Apa yang kamu bisa lihat dari foto ini?"

Dia belun baca postingan ini sebelumnya. Kemudian dia langsung nyrletuk, "Ih rumah siapa itu? Kok banyak 'itu'-nya?"

Aku jawablah itu dapur rumahku. Trua dia jelasin, kalau ada yang usil mukanyabkaya galon.

Sumpah aku belum bilang apapun tentang cerita galon. Trus dia bilang ada yang kecil perempuan.

Aku tanya, "Rambutnya kriwil?"

Dia jawab, "Iya kriwil. Kok tau? Kecil badannya."

Dan yah... dia orang kesekian yang memberikan kesaksian serupa. Kamu, yang mungkin diberi kelebihan dari Tuhan, apa yang kamu lihat?

Share