Ilustrasi Mimpiku - Doraemon the Beatle of Emperor

Ini iseng banget. Bermula dari mimpi absurd, terus jadi pengen bikin ilustrasinya. Sekalian belajar pakai pen tab yang selalu nggak bisa. Ngelihat temen bisa gambar pakai pen, aku geregetan. Percayalah menggambar itu susah meski kelihatannya gampang. 

Plis. jangan ngetawain Doraemon-nya. Nanti kamu ditembak loh. >.< Jangan tanya mana nobita. Aku juga nggak tahu dia ke mana, nggak pamit. Okey, lupain Nobita, pwwuuiiiss! Ohya, biasanya aku desain pakai vektor. Seperti beberapa gambar di bawah ini:

Aku belum kepengen jadi komikus, sih. Tapi aku sudah pengen belajar. Itu ajah. >.< Ohya, kenapa judulnya begitu? Nggak tahu. Nggak sesuai grammar? Tapi ini wangsit yang muncul ketika mimpi. Serius! 

(Lihat Webtoon Parade Parodi by Haris Firmansyah & Aditya Nur Firdauz)

Apa aku bisa bikin begitu? Enggak tahu hahaha... Mending bikin karakter sendiri. Maybe karakter yang kubuat sekarang jadi karakterku mendatang. Tapi kurang rapih sih, wkwkw. Maka inilah ilustrasi dari mimpiku. 

Mimpi Doraemon the Beatle of Emperor

Malam ini aku mimpi seru sekaligus absurd. Judulnya Doraemon the Beatle of Emperor. Baru kali ini juga mimpi aku kasih judul. Iya, aku memang spesial. Konsep ceritanya kaya CoC. Pokoknya perang antar 2 suku gitu deh. Dulu aku pernah main, karakternya hewan purba yang unyuk dan imyut. Nama game-nya SPORE.

Tapi di mimpiku, pemainnya para karakter di Doraemon dan aku jadi Sizuka tanpa dikuncir dua. Aku adalah Sizuka si rabut diurai.

Koloniku melawan siapa?

Melawan koloni Doraemon juga. Gak ada bedanya. Gak tau mana kawan, mana lawan. Hanya mereka koloni gendut sedangkan koloniku kurus. Kami asal tembak. Pakai pistol yang pelurunya bulat warna-warni lucuk banget. Tapi kalau kena tembak atit anget! Ya, di mimpi aku merasa sakit juga. Dan aku takut kena tembak. Nembaknya bisa naik mesin kaya tank. Ada juga yang main di darat pakai pistol. Kaya akuhhh.

Aku ingat ada sumur sakti. Kalau kita nyiram air sumur ke lawan, lawan akan mati, hancur, dan lenyap. Aku berlari ke arah sumur. Dikejar oleh doraemon lawan. Semakin banyak yang ngejar. Tapi nggak apa-apa.

"Semakin banyak mereka yang ngejar aku. Akan semakin banyak yang mati. Huahahaha," Aku ketawa puas banget. Ituh, ekspresiku meyakinkan banget SIP-nya. Ini rencana cerdas!

Begitu sampe di sumur, aku ambil ember kecil lalu menyiramkan ke lawan. Mereka kaget tapi kemudian keheranan. Aku juga heran. Kenapa mereka baik-baik aja? Agak lama aku baru sadar, mereka kan jenis koloni sama kaya gueeeeeehhh! Kalau di aku gak mempan, di mereka juga gak bakal mempan! Rencana cerdas apaan?! NGGAK SIP!

Aku langsung ambil langkah seribu. Untung aku kurus, aku bisa gesit sambil nyelip-nyelip. Sampai akhirnya aku sampai di tengah lapangan. Ini asoy banget aku ngerasa capek di mimpi sendiri.

Sampai ke pusat peperangan suasana berubah. Lawan dan kawan semuanya jalan satu arah semua. Berhenti perang, mereka jalan ke arah barat sambil berseru. Udah kaya perjalanan Kera Sakti. Padahal ini Doraemon yang peran utamanya Sizuka rambut diurai.

"Kami saudara! Kami bersatu!

Kami sama!  Tidak ada perang! 

Tidak ada tumpah darah!"

Aku cengang tapi lega. Akhirnya peperangan berakhir. Aku memutuskan ikut di rombongan. Perang usai entah gimana caranya. Kami jalan mendaki gunung nggak turun lembah karena kami naik gunung aja terus, nggak ada turun-turunnya.

Sampai akhirnya ada pohon besar yang tumbang tetapi di bawahnya ada lubang besar. Bukannya dihindari, mereka malah masuk ke sana. Aku heran tapi karena solidaritas, aku ikut masuk. Rupanya...

"Perkenalkan saya Tedi," ujar laki-laki berumur 30-an kayanya. Dia pakai baju batik kuning.

"Kalau saya, Hendra," ujar orang di sebelahnya. Pakai batik biru dongker.

Jadi tiba-tiba kami ada di sebuah lembah gunung dan ada 2 laki-laki. Semua koloni berkumpul mengelilingi bapak-bapak ini.

"Beliau ini," kata Tedi lagi sambil menepuk pundak Hendro, "adalah RT dan saya RW-nya. Bagaimana? Sudah rukun?"

Aku, Sizuka si rambut diurai, melongo. Ini dunia apaan sih? Kenapa tiba-tiba ada Pak ReTe sama ReWe? Sudah rukun? Iya, ini sudah nggak perang lagi, Pak. Lalu aku terbangun dengan puspus yang udah jilat-jilatin hidung minta makan tanpa tahu maksud mimpi ini apa.

-end-

Moral of the dream:

Enggak tauk. Kamu tau?

Catatan:

Mohon maklum kalau nggak logis ya, hehe. Ini beneran ada di mimpiku. REAL.
Real dream.

Share