Kali ini nitizen lagi dihebohkan dengan pertarungan... sebentar... aku cari kata-kata yang pas dulu. Bentrok, jotos-jotosan, adu pukul, ngajak ribut, rusuh, aah ketemu! Dihebohkan dengan kericuhan antara Blue Bird dan Gojek.
Jujur sebenernya aku telat tahu issue baru ini. Sampai akhirnya banyak yang bahas mengenai kericuhan dua kubu itu di beranda Facebook. Biasalah, banyak yang share dan cepat sekali memenuhi beranda dalam hitungan hari bahkan jam. Aku baca beberapa artikel dan aku gak mihak siapa pun sih. Kenapa sih bisa tersulut adu jotos? Mirip seperti anak SMA tapi ini anak yang sudah besar.
Anak SMA katanya anak ingusan. Kalau para driver yang lagi ricuh itu seperti anak upilan. Iya, ingus yang udah lama dan kering namanya upil kan? Anak SMA, anak kemarin sore. Mereka anak besar yang pulangnya sore, cari duit. Anak SMA, anak peminta duit bapaknya, sedangkan mereka anak besar pencari duit buat anaknya.
Nyari duit itu susah. Banget. Dapetin uang untuk karyawan dibayar 1x sebulan. Kudu kerja dulu setiap hari. Berangkat pagi pulang sore atau malam. Nggak langsung dibayar. Entar awal/akhir bulan baru dibayar.
Nyari pekerjaan untuk dapetin duit juga susah. Pada berlomba ngejar PNS biar hidupnya sejahtera sampai wafat. Sudah wafat pun masih sejahtera dapet duit pensiunan. Anak cucu sentosa riang gembira.
Baca juga Ikut CPNS? Kekeuh Ngejar PNS?
Baca juga Ikut CPNS? Kekeuh Ngejar PNS?
Nggak bisa jadi PNS atau nggak mau jadi PNS, masih bisa jadi karyawan swasta. Yang tiap beberapa periode membuka lowongan pekerjaan karena mutasi/rolling, keluar masuk karyawan, dan pencarian karyawan berkualitas itu terus dilakukan.
Persaingan jadi karyawan itu juga susah. Pencarian karyawan berkualitas best of the best itu membuat para calon karyawan harus merasakan ditolak perusahaan. Di sini ditolak, sana sini sindang sindung kedondong ditolak! Sampai akhirnya diterima kerja.
Setelah itu jangan lupa untuk terus bersyukur.
Kita adalah orang terpilih yang beruntung.
Di mana pun tempat kita bekerja.
Di mana pun tempat kita bekerja.
Setelah diterima, biasanya bekerja antara sepenuh hati dan setengah hati. Penuh karena sesuai dengan keinginan, gaji oke, lingkungan bersahaja, dan masa depan terjamin. Setengah hati karena nggak sesuai sama skill, minat, gaji kecil, tunjangan sedikit, kerja dari pagi sampai sore.
Tapi... dari pada menganggur?
Baca juga Tips Trik Lolos Psikotest
Tapi... dari pada menganggur?
Baca juga Tips Trik Lolos Psikotest
Yang membuat Blue Bird menjadi Angry Bird dan Gojek jadi Bejek itu karena 'mungkin' merasa terancam akan nasib dan masa depan mereka sendiri. Banyak customer yang 'mungkin' lebih memilih gojek dengan segala kemudahan dan tarif yang murah misalnya. Selain angkut orang, bisa disuruh ngirim paket langsung sampai saat itu juga. Dan penghasilannya yang konon bisa berjut-jut.
Maybe si burung merasa tidak bisa punya jam 'terbang' seperti sedia kala lagi. Padahal menurutku, taxi tidak akan pernah mati. Dua-duanya punya hal positif yang berbeda kok. coba kita simak yuk perbedaan dari keduanya seperti gambar di bawah ini.
Aku nggak mau mihak satu diantaranya. Karena... aku emang jarang banget naik taxi. Mungkin 15 tahun terakhir aku naik taxi 2x. Buahahahaha. Naik taxi juga terpaksa karena baru pulang dari luar kota tengah malam sama papa which is lagi ikut psikotest buat kerja dan pas lagi di kota orang gatau arah sama temen. Lihat, aku sangat terbantu dengan taxi.
Dan juga aku nggak pernah naik gojek. Belum ada gojek di Jember Jadi nggak pernah ngerasain gimana sensasinya. Eh tapi di Jember sekarang ada Black Jack loh! Baca beritanya di koran Radar Jember 24 Maret 2016 ya.
Dan juga aku nggak pernah naik gojek. Belum ada gojek di Jember Jadi nggak pernah ngerasain gimana sensasinya. Eh tapi di Jember sekarang ada Black Jack loh! Baca beritanya di koran Radar Jember 24 Maret 2016 ya.
Aku cuma mau bilang.
Damai yuk, pak, mas...
Kalau si burung merasa terancam eksistensinya? Apa kabar pengusaha yang tiap hari membludak dengan segala kreativitasnya sehingga mengancam perusahaan lawas? Apa kabar yang masih menganggur? Mereka lebih merasa terancam karena mahasiswa baru lulus kian banyak, persaingan dapetin pekerjaan kian ketat. Bersyukurlah kita masih bisa bekerja, selalu percaya rejeki ada yang mengatur. Dan apa kabar jomblo yang kalah saing sama rival dapetin gebetan?
Sumber Gambar: Freepik
Semua penuh persaingan, ya?
Menurutmu?
Menurutmu?
Sumber Gambar: Freepik
34 komentar
Write komentarSama vin, kalau dari segi pengalaman naik 2 armada ini, aku mah jarang banget. Trakir naik taksi pas di surabaya kemarin. Itupun udah 3 bulan yg lalu. Naik gojek? Boro2 ada yg begituan di kediri.
ReplyMenanggapi masalah itu (menururku) tuh kuncinya di pemerintah dan pengusaha yg menjalankan si burung dan si onlen. Pemerintah kita g tegas, tapi emang dari dulu gitu sih.. Hahahaha, plin plan pula mereka. Aku nonton berita, aparat pemerintah kita ini g 1 suara atas kejadian civil war versi endonesah ini, aduh.. Capek deh
Dari segi perusahaan. Untuk si bird, banyak aku baca2 pengalaman pelanggan pada bilang, harusnya bird ini lebih peka lagi dalam urusan pelayanan, mulai dari kebersihan taksi, sopir yg jual mahal lah, dsb. Coba dibenahi dulu, apalagi soal kebersihan taksi, biar yg naik nyaman dan ngerasa betah.
Terua dari si onlen, kekurangan mereka adalah tidak ada landasan hukum resmi yg mereka ajukan agar usaha mereka legal di indonesia. Di luar negeri saja taksi uber ini haram (yaelah istilah gue). Soalnya pake kendaraan pribadi yg g masuk dalam kendaraan angkutan umum. Ditambah pula cara kerja mereka yg malah merekrut orang lain (pengemudinya), kenapa g survei dulu gitu, coba kayak gojek gitu ya, kan bisa tuh sebelum usahanya buka, mereka survei ke pangkalan ojek dan nawarin, mau g kerjasama dan bla bla bla disertai perundingan akan adanya gojek dimasyarakat.
Sinergi antara pengusaha dan pemerintah itu penting, biar jadi harmoni. Kasihan tuh supir taksi dan pengemudi lainnya. Mereka mengais rejeki lewat nyupir, udah gitu bayaran g seberapa pula, apalagi hidup di kota besar kayak jekardah. Yah pokoknya yg terbaik lah buat masalag ini. Jangan sampe ketenaran iron man dan captain america terkalahkan oleh civil war endonesah
Kalau kataku semua salah :D iyep, sinergi dari beberapa pihak itu perlu ditingkatkan. Untuk gojek rangkul ojek biasa, sepertinya udah pernah itu. Entah deh terus gimana ya? Pernah kok ada issue nya.
ReplySaya pikir bakal panjang. Lagi enak-enak baca, malah ada tanda-tangannya. Ya udah deh. Semangat bekerja!
ReplyWah, kurang panjang ulasannya ya? Btw, thanks berkenan membaca ya. :)
Replysetau gue kalau yg Go-Jek sama Opang (sebutan kami untuk Ojek Pangkalan) udah pernah ada pendekatan cuman pas di data ada yg STNKnya di gadai, Motor Bodong, ga punya SIM C nah ini yang bikin ga semua orang jadi Go-Jek
ReplyRezeki sudah ada yang ngatur toh jadi nggak usah merasa tersaingi atau merasa takut akan 'sepi kerjaa' yang penting kudu rajin ikhtiar dan kerja keras. Aku juga malah belum pernah naik taxi ataupun gojek karena tasikmalaya belum ada gojek sih sama ya hehe, kalau taxi udah ada sebenernya tapi lebih sering naik angkot sih atau bawa kendaraan pribadi hehe
Replywhaha ka pindi kenapa ujung ujungnya dikaitkan sama jomblo... gapapa sih.
ReplyBtw aku juga sampe di telfon bapak ibu dari rumah bilang 'Jangan kemana mana dulu ya nak, naik taksi ataupun gojek' itu ibu sama ayah lagi liat tv katanya lagi demo dan ricuh.
Iya bu aku juga tau.
Kemudian aku mikir.
Sebnernya taksi merasa tersaingi aja karna pendapatannya turun, tapi yah itu emang perkembangan jaman sih mereka mau ikut berinovasi atau tetep kekeuh kayak jaman batu nunggu penumpang di pingir jalan.
Padahal juga ada beberapa taksi yang terbantudengan aplikasi grab taxi, yang mereka demo kan adalah grab car karna berplat hitam
Sebenernya para plat hitam itu juga narik grab bike karna mereka nyari tambahan aja sih, bukan kaya para supir taksi yang memang pekerjaan utamanya mendapatkan uang dari nyupir.
Tapi ya gitu, bener kata ka pindi sebenernya taksi jg gaakan binasa. Kalau mereka berinovasi lagi.
btw lupa bilang. I alaways love your illusration. hihii
ReplyWuih..ini nih masalah transportasi yang lagi anget-angetnya,...tapi pada intinya yang mereka (para pengusaha jasa) inginkan adalah 1...yaitu uang?..betul ? :)
ReplyDi luat masalah memihak atau nggak memihak, kalo aku sih, apa pun alasannya, yg namanya kekerasan itu tetep gak dibenarkan dan gak boleh dilakukan.
Replybukan cuma fisik, tapi moral dan citra perusahaan terkait jadi taruhan karena aksi ini.
huhu :(
Kerja yuk, kerja.. :)
ReplyYa... kenapa ya kok endingnya ke jomblo hahaha... iya semoga ada solusi yang sama-sama menguntungkan :)
ReplyThanks ya :* Membuatku semakin bersemangat ngeblog. :* :*
ReplyUang. Uang. Uang.
ReplyIya, itu tujuannya sih. Ah,uang memang membuat mata hati tertutup. Tapi uang juga bisa membuat hati terbuka sih, berbagi misalnya.
IYa, betul. Kekerasan itu jelas salah. Meski demo itu diperbolehkan. Tapi tidak dengan kekerasan juga. Anarkis itu namanya. Di sekolah diajarin kok :)
ReplyIya sepertinya aku pernah baca hal ini. :D
ReplyWah aku suka sekali dengan ilustrasi ilustrasinya kece badai. Membuat sendiri kah? Anak design ya? Apa hobi design?
ReplyMenurutku sih harunya yang konvensional konvensional itu mengikuti perkembangan jaman. Secara ini abad modern segalanya dilakukan melalui telepon pintar a.k smartphone. Be smart dong mereka jadi manusia. Hehe
Pergeseran jaman mah gak bisa kali dicegah dengan berdemo. Ya mau gak mau mereka mengikuti aliran. Ibarat mau membuat air mengalir dari hilir ke hulu, yakali yah, alaminya juga dari hulu ke hilir.
Konspirasi ketidaksiapan menghadapi pesaing yang lebih smart ya gitulah
Pak Pos aja nggak pernah protes, meskipun kalah saingan sama BBM, Whatsapp, dan Facebook
ReplyHahaha.
Secara singkat, konflik masalah transportasi berbasis online itu membuktikan bahwa Indonesia belum siap dalam persaingan global.
Saran saya: kita harus mulai berpikir memenangkan persaingan bisnis dengan cara yang sehat. Misalnya, meningkatkan mutu dan kualitas layanan servis. Itu lebih baik, daripada menghancurkan lawan bisnis secara tidak sehat.
Tidak fair itu namanya :)
Semoga aja nggk ada perselisihan kaya kemaren lagi, gile kemaren udah bener-bener parah, udah pake adu jotos segala...., ayo, mas, pak, abang, mamang pada damai
ReplyKayak gini mana bisa maju, para supir hanya dijadikan "alat" sebagai penghasil uang sekaligus penyalur emosi ketika sang owner mulai merasa gerah dengan kondisi saat ini. Yang ade die same die berkelahi, same2 merugi. Hhhmmm...
ReplyAnjir... Gue serasa di zolimi nih dengan kata2 daripada menganggur. Agak sensitif dengan kata2 itu. Soalnya masih menganggur. *hiksss...
ReplyNgomongin taksi gue baru sekali seumur hidup naek taksi dan gojek. Belum pernah..
Miris amat ya... Udah nganggur, cuma sekali naek taksi dan gak pernah naek gojek. Mengenaskan! -___-
Thanks Latifah!:) Ini mengolah yang sudah ada tanpa lupa kutulis sumber gambar di akhir tulisan. Kalau nggak ada sumber gambar, artinya sumber gambar dari dokumen pribadi atau kubuat sendiri :D
ReplyYa, hidup memang penuh persaingan. Susah-susah gampang gitu deh :D
Nah, pos itu juga ya. Lagian pos nggak akan mati. Mereka juga terus berinovasi dan memperbaiki kualitas. Salah satu contoh, kenyamanan dalam antri menunggu kirim paket di kantor itu juga salah satu peningkatan kenyamanan loh. Antrinya pakai nomer digital lagi. :D
ReplyIya, damai yuk. :)
ReplyWah, kalau itu aku nggak tahu deh. Itu hanya issue atau beneran. Yang pasti kemarin itu kayanya memang jatuhnya rugi sih...
ReplyHahaha, maafkan ya. :D Iya, yang paling penting selalu bersyukur masih bisa hidup dan bahagia meski belum sempurna #tsaah sok bijak. wkwkw
ReplyIs a new world. Mereka cuma nggak bisa nerima dunia baru ini. Dunia yang penuh inovasi. Yang dulu ngojek harus ke pengkolan sekarang tinggal teleponan. Mungkin kita nggak akan tau kalo nanti goreng tempe bisa pake aplikasi...
ReplySemua ini sih gue anggap sebagai penyesuain. Lama kelamaan, dengan usaha pemerintah dan banyak pihak. Pasti juga bakal selesai. Tapi kalo masalah kaya gini jadi gak ada ujungnya. Mungkin gue harus turun tangan... wkwkwk peace... :P
Gimana ya goreng tempe pake aplikasi >.<
ReplyReally sangat disayangkan ampe ricuh begini. Sama-sama cari nafkah, mbok ya tau kalo ribut itu bikin rugi. :(
Replysetuju mbak...dengan uang manusia bisa lupa segelanya...tapi semoga saja dibalik kejadian yang sekarang sedang terjadi bisa kita ambil hikmahnya :D
Replysaya kira ini maslah yang diatas mba vindy, saya jadi teringat sama ucapan driver Grab Car di salah satu talk show dia bilang " yang berantem Gajah sama Gajah malah semut yang mati " .. jadi intinya harus ada perundingan antara kedua belah pihak. jangan sampai malah "semut yang mati" hehe
ReplyAku dulu konsumen loyal Blue Bird, mbak
ReplyTapi, gegara demo kemarin, jadi rada il-feel sih
bukanbocahbiasa(dot)com
inovasi atau mati. yah namanya perkembangan jaman, kalau kita ga bisa ikuti bakal ketinggalan. ikuti arus aal jangan terbawa arus.
ReplyIya sih, napa ya mereka harus berantem? sedih
Kalau menurut saya akan jauh lebih baik jika mereka bersatu blue bird dan go jek jadi go bird kan keren tuh. :D
ReplyJejakkan komentar, saran, kritik, dan pertanyaan melalui Contact atau komentar di bawah ini. Gunakan komentar Facebook (di atas) jika ingin mendapat notifikasi balasan langsung dari Facebook. Atau bisa juga dengan akun Blog/Gmail.
Terima kasih berkenan membaca dan mampir di Vindy Pindy Mindy.
--- www.vindyputri.com ConversionConversion EmoticonEmoticon