Sebenarnya aku enggan menulis kisah ini. Aku takut tulisan ini turut membuat sedih hati para jamaah yang gagal berangkat umroh gara-gara First Travel. Aku juga takut dicap riya' karena menceritakan hal ibadah di depan banyak orang. Itu sebabnya prinsipku 'tidak posting dan update status sedang umroh baik realtime atau pasca pulang umroh.' Pernah sih sekali live instagram tapi ketika program FREE alias bagian jalan-jalannya di Madinnah. Itu sudah lepas program wajib ibadah.
Mungkin yang kenal Vindy baik nyata dan dunia maya kaget, kapan Vindy berangkatnya? Iya, aku memang nggak pernah post. Foto di depan Kabbah saja hanya untuk dokumentasi pribadi saja.
Mungkin yang kenal Vindy baik nyata dan dunia maya kaget, kapan Vindy berangkatnya? Iya, aku memang nggak pernah post. Foto di depan Kabbah saja hanya untuk dokumentasi pribadi saja.
Biarlah ibadahku hanya aku dan Tuhan yang tahu.
Mohon untuk Dibaca Dahulu
Oleh sebab itu, sebelum lanjut membaca, mohon kesampingkan perasaan itu. Terkait foto ibadah di bawah ini adalah dokumen pribadi. Maaf wajah dan nomor ID aku blurkan terutama keluargaku. Dan yang aku upload HANYA yang menggunakan atribut First Travel seperti ID Card, logo, dan busana. Bukan edisi pamer ya. Mohon maaf jika ada yang berpikir demikian. Dan mungkin post ini agak sedikit panjang. Sekalian biar teman-teman tahu seperti apa sih pelayanannya,
Niatku juga hanya berbagi pengalaman saja sebagai jamaah umroh
yang pernah menggunakan jasa First Travel.
Kenal First Travel
Orang tuaku tahu dari kawan yang sepertinya juga sudah berhasil berangkat. Ditambah testimonial yang baik dan diperkuat data membludaknya jamaah First Travel dari tahun ke tahun. Dan itu yang awalnya cuma ratusan jamaah di tahun-tahun pertama, langsung menjadi ribuan!
Apalagi kalau bukan biaya yang murah alasan jamaah memilih First Travel. 14,3 juta saja.
Termasuk orang tuaku. Kami daftar melalui Cabang Malang Jawa Timur. Setelah meyakinkan diri dan melihat bukti nyata dari mereka yang sudah pernah berangkat, tahun 2015 akhir orang tua segera lengkapi syarat dan bayar sekitar 90 juta rupiah untuk 6 orang diantaranya:
✔ Ayah
✔ Ibu
✔ Kakak Laki
✔ Aku
✔ Adik Perempuan
✔ Nenek
Janji berangkat akhir tahun 2016 atau awal 2017. Tanggalnya masih menunggu keputusan. Yang setelah kami pikir saat ini (mengingat kasus 'janji-janji palsu' First Travel kepada ribuan jamaah umroh) penundaan jadwal keberangkatan adalah sebuah tanda yang aneh.
Ini kali pertama kami umroh. Sebelumnya orang tua sudah haji tahun 2004 silam dengan travel yang berbeda. Kami pikir itu hal yang wajar. Mengingat pula jamaah yang banyaknya LUAR BIASA. Pernah lihat testimoni digital tentang Manasik Umroh Akbar, memperkuat kemakluman kami perihal sabar dalam menunggu antrian.
Dan bukan juga karena di-endorse Syahrini dan Julia Peres. Karena aku tahu Inces dan Almh Jupe pakai ini setelah kami sekeluarga pulang.
Bikin Pasport hingga Manasik
Bulan puasa di tahun 2016, kami meluangkan waktu untuk membuat Pasport secara mandiri. Prosesnya biasa saja.
Pertengahan Oktober 2016, kami berangkat ke Probolinggo untuk suntik vaksin Meningitis dan test kehamilan bagi perempuan. Vaksin Meningitis untuk keperluan ibadah Haji dan Umroh harus punya Pasport dulu.
Dan akhir Oktober 2016 kami mengikuti Manasik Umroh di Malang. Setelah semuanya sudah selesai administrasinya, berkas diserahkan ke Kantor Cabang dan kami menunggu jadwal keberangkatan.
Di manasik umroh keluarga kami diberi pilihan ikut berangkat di bulan November 2016 atau Januari 2017. Mengingat jatah cuti orang tua habis di tahun 2016, maka kami sekeluarga sepakat ambil tawaran berangkat Januari 2017.
Kami juga dikasih atribut:
👜 Koper
👜 Tas jinjing (boleh masuk kabin, bisa nambah roda, tapi nambah biaya lain)
👜 Tas slempang kecil (promo ukuran kecil, reguler ukuran agak lebar)
👜 Slayer
👜 Sabuk tanpa jahir (untuk laki-laki)
👜 Kain Ihram (untuk laki-laki)
👜 Sabuk tanpa jahir (untuk laki-laki)
👜 Kain Ihram (untuk laki-laki)
👜 Buku Panduan Umroh
👜 Kerudung putih
👜 Kain seragam (jahit model busana mandiri, kami dibuat terusan, ada yang cuma dibuat outer)
Semua berlabel First Travel
Nama kami terdaftar di pemberangkatan kloter 73 berangkat bulan Januari 2017. Saat dikabarin kami ikut kelompok di kloter berapa, kami BELUM TAHU tanggalnya. Hingga mereka ngabarin sekitar 2 minggu sebelum tanggal. Jadwal kami jatuh pada 22 Januari 2017.
Sempat Ditunda
Jika banyak laporan dari para jamaah yang nggak berangkat-berangkat, ditunda, dan sebagainya. Kami juga ditunda. Alasan mereka masih mencari jadwal yang berkaitan dengan seat di pesawat. Dan juga kepastian menggunakan maskapai apa.
Kami yang awam tidak banyak curiga dan menerima dengan legowo sekali. Mengingat harganya memang murah. Jadi kami ya sabar-sabar aja nungguin. Dan kami masih yakin, kami akan berangkat. Meski resikonya harus agak dadakan ya ajuin cuti. Syukur kantor aku nggak begitu rumit urusin cuti. Cuma jadi berat bagi jamaah yang dari jauh.
Ada Biaya Lagi dan Lagi
Jika banyak laporan dari para jamaah yang mengeluh nggak segera berangkat dan malah harus nambah bayar ini itu, kami pun juga demikian. First Travel sejak awal memang sudah bilang transportasi yang di-cover hanya dari Jakarta-Jeddah. Untuk kami sampai ke Jakarta ini full dikembalikan ke kami. Boleh berangkat bersama dari Kantor Cabang atau langsung bertemu di Jakarta. Dan itu memang nambah biaya secara komultif dengan jamaah lain.
Asalku di Jember. Ikut First Travel Cabang Malang. Keluarga kami:
✈ Berangkat dari Jember - Malang dengan transportasi sendiri.
✈ Lalu esok subuhnya dari Malang ke Surabaya naik Bus bersama-sama dari Kantor Cabang Malang ke Bandara Juanda.
✈ Lalu langsung ke Jakarta hingga istirahat semalam di hotel Zest Hotel Airport. Baru deh, besoknya dini hari bersiap terbang ke Jeddah.
Pelayanan First Travel
Jika aku disuruh menilai pelayanan First Travel ini 90 lah (sebelum tahu insiden penipuan). Sebab memang menurutku TOP. Meski kami harus transit berkali-kali dan itu memang dampaknya CAPEK banget di fisik, kami selama berangkat di Malang hingga pulang lagi ke Malang itu dijamu, diberi tempat istirahat yang nyaman hingga makan pun mewah dan turah-turah alias berlebih. Rasa juga cocok untuk lidah Indonesia.
Oh, mungkin aku sedikit menyayangkan kualitas koper aja sih. Hanya koper saja yang mudah rusak. Koper adikku sampe Tangerang aja sudah rusak rodanya satu. Jadi agak susah ditarik. Pas perjalanan pulang, koperku, koper masku, koper papaku rusak juga rodanya. Tapi isi masih aman. Cuma ya itu.. susah digelindingkan.
Tahu lah ya... isi koper pas pulang pasti lebih berat ketimbang berangkat. Wk!
Air Zam-zam juga langsung bisa kami bawa pulang. Satu ID satu Galon air Zam-zam. Kami berangkat berenam, maka kami dapat 6 galon. Masing-masing dapat haknya. Juga pengembalian berkas pasca umroh yang harus dititipkan di kantor First Travel seperti Kartu Keluarga dan Ijazah, terhitung 1-2 minggu sudah bisa diambil atau dikirim melalui pos.
Ibadah jadi Khusyuk
Ibadah kami insyallah khusyuk. Karena sejak tiba di bandara, kami sudah disambut oleh Mutahawwif (pendamping/guide selama umroh). Dikasih mamam kotakan ala-ala kemasan Arab, meskipun isinya yaaa menu sama aja kaya makanan berkatan pulang pengajian.
Kalau soal rasa, makanan kemasan kotakan selalu agak kurang enak. Nasinya keras banget mungkin karena lama di penyimpanan alias nggak fresh. sayuran juga agak layu.
Tapi bukan berarti cacat loh ya. Sejak di hotel pas masih di Tangerang, sebelum kami berangkat sudah disediain makanan prasmanan yang MEWAH. Kenapa aku bilang mewah? Karena memang penyajiannya itu nggak ala-ala. Piringnya lebaaar... gelasnya bening bersih. Pancinya kinclong dan besar lebar dan cekungannya dalam. Ruangannya karpet hangat. Jalan saja nggak bunyi klotak-kletuk sepatu. Ruangan buat briefing juga nyaman, hangat. Rasanya enak baget.
Saat pembagian dompet pasport dan tiket pesawat berangkat, juga satu persatu dan cukup ekslusive. Mereka tidak ingin terjadi kecolongan jemaah gelap. Pasport harus diambil oleh yang bersangkutan. Professional sekali.
Di Jeddah, makanan hotel juga cocok di lidah. Yang masak koki orang Indonesia. Kebetulan Hotel di Mekkah cocok banget di lidahku, masakan cita rasa jawa timur, gurih dan sedap. Sedangkan makanan hotel di Madinnah kurang cocok. Mungkin karena fisik mulai drop, nggak nafsu makan juga. Ditambah jadwal yang kian padat membuat jam makan terlewat. Pas ke ruang makan, makanannya sudah hampir diberesin.
Ohya, hotel yang di Mekkah nggak jauh juga sama Masjidil Haram. Nama Hotelnya Al Olayan Hotel. Kalau Madinnah aku lupa hotelnya di mana. Tapi nggak jauh juga kok. Dekat pintu 15 Masjid Nabawi.
Tertib juga, jam makan selesai semua diberesin meski masih banyak buanget. Melihat makanan sisa yang masih banyak, aku bisa menyimpulkan bahwa First Travel tidak pelit membatasi makanan untuk jamaah. sehingga untuk urusan perut sama sekali tidak masalah.
Hanya Bawa Badan
Urusan koper yang beratnya aduhai, kami nggak terbebani sama sekali. Mereka bertanggung jawab membawa, mengantarkan, mengumpulkan, melabeli, mengelompokkan, diantar tepat waktu juga. Jadi kami hanya bawa badan dan apa yang melekat di badan.
Kami hanya patuh kapan harus disiapkan, dikumpulkan, dan mengambil. Sisanya mereka yang atur. Aman. Tidak ada yang hilang. Hanya saja sempat terlambat datang, satu kali yaitu ketika kami sudah pulang dan sampai di Surabaya.
Menurutku ini resiko yang sejak awal pakai harga promo ini. Karena mereka masih harus mencari pesawat setelah terkumpul siapa saja yang harus di-handle pesawatnya dari surabaya-jakarta, jakarta-surabaya. (biaya tambahan tadi). Akhirnya mereka 'terkesan' pokok ada maskapai, dipakai.
Alhasil, maskapai yang dipakai menurutku tidak cocok untuk jamaah umroh isi banyak orang dan berat yang lebih. Otomatis koper kami masih ada yang harus 'ditunda'. Koper tetap akan sampai, tapi nggak serempak. Koper harus menyusul ikut di bagasi lain yang jam penerbangannya masih 1 jam kemudian.
Artinya kami harus nunggu di Bandara lebih lama. Nenekku sudah drop banget. Sampai sakit. Batuk berdahak, lemas, demam karena perbedaan suhu juga sih. Kasihan.
Muthawwif yang Ramah dan Profesional
Aku akuin aku kagum dengan Muthawwif di bus kloterku. Apa yang dia ucapkan jelas meski suka mengulang-ulang dan menjadi lucu. Dan dia ramah sekali. Sigap dan selalu siap jika ada yang meminta tolong. Dia juga memandu jamaah dengan sangat kooperatif dan kuanggap itu profesional.
Apalagi untuk ukuran harga promo murah.
Aku saja merasa sangat kehilangan ketika harus berpisah di Jeddah. Muthawwif-nya tinggal di Mekkah katanya. Dan dia memang bekerja untuk First Travel. Masih muda. Lebih muda daripada aku malah, setahun-dua tahun. Untuk bagian ini aku tidak tahu ya apakah dia ada Rumah Mess di sini atau gimana. Kayanya dia pernah cerita tapi aku lupa. Tapi setahu aku dia ada istri juga. Istrinya orang Indonesia.
Kami Menceritakan Hal Baik tentang First Travel
Sejauh ini masih hal yang baik aku ceritakan. Ini murni berdasarkan pengalaman pribadi. Hingga kami pulang dan didatangi sanak saudara dan kerabat, kami masih mengatakan hal yang baik. Bahkan seperti memuji ke-profesional-an First Travel sambil merekomendasikan mereka untuk kawan yang hendak berencana umroh.
Terutama Orang tuaku. Malu sih sebenernya ketika pada akhirnya First Travel yang dielu-elukan mengkhianati mereka. Orang tuaku ikut lagi di promo 8.8 juta memperingati hari ulang tahun First Travel. Janji berangkat tahun 2018. Sambil mengajak kawan-kawanya pula.
Dan rupanya... mereka semua sekarang hanya bisa menunduk pasrah. Tahu kan bagaimana perasaan Mamaku ketika kawan yang diajaknya harus kecewa kehilangan uang berjut-jut gara-gara ajakan beliau? Tapi toh Mamaku juga ikut kehilangan uang.
Kini kami hanya bisa diam. Pasrah.
Diganti syukur... nggak diganti Mamaku anggap kerugian ini sebagai tambahan untuk biaya tidak wajar kemarin. Sehingga orang tuaku berusaha ikhlas.
Tapi bagaimana calon jamaah lain yang mendaftarkan 20 orang dan itu dikumpulkan hasil nabung bertahun-tahun?
Sedih ðŸ˜
Tapi bagaimana calon jamaah lain yang mendaftarkan 20 orang dan itu dikumpulkan hasil nabung bertahun-tahun?
Sedih ðŸ˜
Kami Kini Jadi Korban
Aku bisa bilang kali ini kami juga menjadi salah satu korban. Meski sepertinya lucu, kami sudah pernah merasakan bahagia menjadi salah satu jamaah yang sukses berangkat bersama First Travel, tapi kami juga nggak bisa bohong kalau kami kecewa.
Rupanya kami berangkat dengan cara yang tidak benar dari mereka. Kami tidak tahu itu. Yang kami tahu ya kami berangkat dan pelayanan prima. Awalnya pun aku bersikeras menepis isue miring dari beberapa kawan yang mulai mencium ketidakberesan sejak dilayangkannya Biaya promo 8,8 juta.
Aku masih menanggapi dengan positive thingking. Karena bukti nyata, kami berhasil berangkat. Dan hati kecil kami nggak bisa kalau harus percaya isue miring tentang First Travel.
Dari situ aku nggak lepas dari upate pemberitaan First Travel. Aku rajin baca di portal berita terpercaya. Bukan di portal abal-abal, ya. Dari situ mau tidak mau aku harus percaya dan kecewa. Ikut teriris juga meilihat calon jamaah yang gagal berangkat sedangkan yang punya foya-foya bak raja dan ratu. Nangis melihatnya.
Kaget iya, kecewa iya, sedih juga, hingga merasa beruntung juga iya. Meski pada akhirnya ya orang tuaku juga rugi sekitar 18 juta untuk keberangkatan 2 orang menggunakan tarif promo 8,8 juta.
Ibadahku Jadi Haram?
Ditambah ada pemberitaan bahwa katering, tiket pesawat hingga hotel masih utang belum dibayar, di situ aku berpikir... apa yang aku makan apakah jadi haram? Apa ibadahku kemarin ikutan haram? Jamaah yang berhasil berangkat ini apakah menjadi sia-sia? Mudah-mudahan karena ketidaktahuan kami ini menjadi maklum. Semoga Allah masih menilai ibadah kami sebagai wujud ikhtiar yang suci. Amin.
Aku juga kasihan dengan karyawan First Travel. Mereka bekerja dengan sepenuh hati. Menjaga keprofesionalan dalam bekerja. Demi citra baik dan kelangsungan hidup mereka. Tapi mereka juga akhirnya terkhianati. Mereka harus mencari jalan lain dalam mencari nafkah. Kecewa karena pimpinan mereka tidak bisa amanah hingga mereka terancam pengangguran atau cari pekerjaan lain. Padahal mencari pekerjaan kan susah.
Lihat, banyak pihak yang dirugikan dari masalah penipuan fenomenal yang saat tulisan ini dibuat, kerugian mencapai kurang lebih 1 Triliun dengan aliran dana 4 Triliun.
Bodoh! Harusnya Biaya Segitu Curiga, Dong!
Maaf jika memang kami bodoh. Toh memang ada bukti ada yang berangkat. Kantornya juga bisa di datangi, websitenya berdomain co.id kantornya bagus dan mewah. Orangnya ada, ijinnya ada juga. Ribuan jamaah yang ikut manasik akbar pun bersuara. Pelayanan juga prima like a PRO. Aku hanya teringat prinsip ekonomi, laba sedikit tapi pembeli banyak. Pikiran awamku:
"Iyalah bisa murah! Jamaahnya ribuan gitu. First Travel bisa saja ambil untung sedikit sekali".
Lalu kini busuknya tercium dan bangkainya masih terus dicari hingga ketemu, lalu kami bisa apa? Kami memang bodoh dan harusnya curiga sejak awal. Ini jadi pembelajaran sangat berharga buat kami sekeluarga juga banyak orang di dunia. Tidaklah kita harus menggebu-gebu dalam sesuatu hal dan nggak selamanya murah itu baik meski yang paling mahal belum tentu terbaik.
Aku saja baru tahu informasi bahwa harga wajar adalah sekitar 22-30 juta-an. Ini jadi pengetahuan baru untukku. Aku yakin untuk banyak orang juga. Jadi kedepannya tidak lagi tertipu.
Hikmah dari Semua Ini
Banyak pelajaran yang bisa kupetik. Terutama perihal tingkat keimanan seseorang. Selain pengalaman religius tentang model hijab, busana, gaya sholat, yang di Indonesia suka bahkan hobi mengkafirkan satu sama lain jika tidak sama seperti keyakinannya, di sana semua beragam tetapi sama-sama menghadap Kabbah dengan satu tujuan, beribadah kepada Allah.
Apa yang kita sering bilang HARAM, disana ada yang pake. Bahkan mungkin gaya syari kita dianggap kurang syari atau haram bagi mereka. Allahu Alam... Bahkan nih, di Indonesia berteriak anti satu 'suku tertentu', sambil membanding-bandingkan 'sini' dan 'situ', di sana barang dagangannya banyak made in 'sana'. Bisa-bisa kita bawa oleh-oleh ya dari sana juga.
Ini semua yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri ya. Dan mungkin yang kulihat adalah jawaban dari kebingungan dan keresahanku selama hidup di Indonesia yang kian rusuh dengan hal-hal krusial seperti ini.
Biarlah urusan keimanan seseorang menjadi urusan dengan diri dan Tuhan masing-masing.
Dan pelajaran religius di dunia tempat aku dibesarkan ini adalah bahwa hal religius diperdagangkan/dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi pun ternyata ada dan nyata. Mulai saat ini berhenti untuk judge keimanan seseorang.
Jika menunjuk satu orang buruk,
sesungguhnya empat jarinya menunjuk
kepada dirinya sendiri.
Semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang demikian.
Amin.
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
46 komentar
Write komentarSemoga mndpat solusi yg terbaik ya mbk, baik utk jamaah maupun karyawan first travel, amin amin ya robbal 'alamin
ReplySaya nggak suka dinasihati kamu di akhir. Hahaha. Tapi komplit juga nih ulasannya. Minus nasihat, mungkin saya akan lebih menyukai postingan ini.
Replymakasih ya karena sudah berbagi pengalaman, sy juga mengikuti beritanya, dan baru tahu untuk travel umrah yang matok harga 22 juta saja, keuntungannya hanya 1,5 juta. firts travel menggunakan harga promo yg sungguh tidak masuk akal, demi untuk menutupi hutang-hutang perjalanan lalu yang tidak tercukupi di tambah pula melihat gaya hidup kedua pasutri juga sang adik yang py kelainan orientasi seksual. aneeh menang, perkara ibadah memang tidak boleh dibuat bisni, jika ada ambil sekedarnya saja. jadi pelajaran buat kita, jangan tergiur dengan harga - harga promo.. makasih yaa sudah mau berbagi
ReplyHaha... tapi itu memang benar adanya, kenapa kamu tidak bisa menerima :D
ReplyMakasih yaa sudah bacaaa, btw :D
Amin, terima kasih ya mbak Inda sudah berkenan mampir.. :)
ReplySama-sama Mbak Rahayu... semoga segera Press Release deh untuk kasus ini. Supaya solusinya juga segera keluar. Dan semoga adil untuk semua pihak.
ReplyWuah mbak
ReplyGimana ya
No comment deh
Cukup tau 😢
Mbak Vindy terimakasih telah berbagi cerita ini. Ikut haru di awal lalu nyesek di akhirnya. 😰. Semoga diberi kesabaran dan keluasan rizqi ya Mbak.
ReplyHanya Allah yang tahu mbak, semoga jadi pelajaran ke depannya.
Reply1. Assalamualaiukum warahmatullahi wabarokatuh
Reply2. Alhamdulillah, mbak masih pernah diberi kesempatan oleh Allah ke tanah suci, masih bisa bersyukur mbak
3. Pakde, bude, dan dua sepupu saya juga jadi korban kok mbak. Ini kantornya yg di Madyopuro itu kan? Ada lebih 600an jemaah dari Malang yang gagal berangkat
4. Mereka juga testimoni dari rekann yg juga berangkat. Pelayanan juga sama dgn mbak dan berangkat tahun 2013. Ibu sempat mau daftar tapi begitu saya lihat promosinya ug pake pesawat Air Asia dll, mana mungkin harga 14 juta bisa ? Saya cek harga tiket JKT-Jeddah yah harga segitu gak nyampek? Saya bilang ke ibu : paling ini umrohnya naik bis dari Singapur, makanya tiketnya Air Asia.
5. Sepakat mbak hikmahnya banyak. Akal sehat juga harus kita gunakan selain ke Baitullah juga atas izin Allah kita semua hanya berusaha.
6. Terimakasih sharingnya, wassalamualaikum wr. wb.
Sy sempat tergiur liat iklan di FB
ReplyTrus teman yg udah beberapakali umroh bilang itu ga bener biaya 14 jt
Katanya di atas 20 jt yg normal dan murah..
Untung ga jd daftar
Ikut prihatin ya mba :( .. Semoga nanti ada solusi yg baik utk semua jemaahnya yang dirugikan. Om dan tanteku jg pake mereka awal 2017 kmrn. Dan itu sempet tertunda2, walo akhirnya berangkat. Temen kantorku jg kena. Dan skr udh pasrah. Aku prnh ditawarin ini jg, tapi aku tolak, krn aku maunya umroh plus mesir waktu itu.
ReplyTapi ya sudahlah yaa.. Udh kejadian.. Kitanya ambil hikmah dan ttp berdoa aja
Sedih bgt mmg ya kalau lihat jamaah yg gagal brkt...
ReplyAkhirnya share juga. Makasih vin tulisan dab pengalaman km bisa jadi pelajaran buat semua
ReplySemoga semuanya dapat menjadi pelajaran. Promo murah, aku juga mikirnya, yaa dia ambil margin banyak, supaya mendapat laba yang banyak,
ReplySaya ikut prihatin ya, mudah2an kasus ini bisa diselesaikan dengan baik.
ReplyBerbobot banget informasi dr tulisanya, InsyaAllah karena ketidaktahuanya tetap akan menjadi amal ibadah.
ReplyTernyata dr Jember, salam Andika dr Banyuwangi.
Teeimakasih sharingnya, Mbak. Aku nyaris mau ikut daftar
ReplyTerimakasih sharing nya mbak... Jadi punya info agak berimbang ttg first travel krn selama ini yg negatif aja yg byk beredar...
Replynice sharing mba...
ReplyAku bayangin perasaan Mama Mbak Vindy. Swear, aku nangis, Mbak. :( Pastinya yang nelongso.
ReplySemoga diganti dengan rezeki dan pahala berlimpah, Mbak. :(
Replyaku terhitung yg telat tau kasus ini hiks :( ...mksh ya mba udh sharing
ReplySabar bu semua pasti ada hikmahnya
ReplyMunculnya kasus ini menjadi tamparan hebat bagi semua konsumen. Harus lebih teliti dengan tarif atau pun harga yg ditawarkan. Terima kasih sudah berbagi. . .
ReplySemoga Allah mengganti yg hilang dari para jemaah yg gagal berangkat
Replywah mbak, baca sampe abis ini. hm tapi alhamdulillah ya dulu sempet berangkat kesana :) iya agak gimana juga sih kadang liat testimoninya kayak yang "iya" tapi ternyata gini :(
ReplyMakasi sharingnya mbak
ReplySetidaknya ini membuka cerita dari sudut pandang berbeda
Sabar ya vin..
ReplyMasalah haram tidaknya, diterima tidaknya, itu Allah SWT yang menentukan, bukan manusia.
Akupun sempet tergiur sama promonya 1st travel. Apalagi waktu pulang dari Juanda, aku ketemu bapak-bapak yang baru aja pulang umroh dengan 1st travel dan kita sebis. Cerita bapaknya bener-bener menyakinkan, selebihnya sama kayak kamu vin.
Kalau menurutku yang mengecewakannya itu, kembali lagi kedok agama dibawa untuk mencari keuntungan pribadi. Ini urusannya nggak cuman hukum dunia. Astagfirullah..
Terima kasih sudah sharing mbak. Dan memuji juga karena mbak selaku pihak yang pernah berangkat bisa memandang perkara ini dengan netral. Kekhilafan pemilih FT memang kebangetan, tapi balik lagi mereka sedang diproses hukum. Insyaa Allah ibadah mbak diterima Allah, dan dana yang hilang menjadi penambah pahala aamiin. :) Oiya salam kenal Mbak
Replymasalah ibadah mu itu urusan Allah soal haram tidaknya, yang penting kita kan ndak tau ya bagaimana sistem first travel diawal, semoga para jamaah yang gagal ke tanah suci diberikan rezeki untuk mewujudkan impiannya ke mekkah, aamiin
ReplyNice share, terima kasih sharingnya, Teh Vindy. Aku sendiri akhir-akhir ini baru dengar namanya first travel, baru tahu juga pemiliknya lewat media sosial..
ReplySegala perbuatan pasti ada balasannya, apalagi terkati masalah first travel, biarlah Allah yang membalas. Semoga kejadian seperti ini tak terulang lagi. Dan bisa jadi pelajaran bagi siapa pun..
Semoga bisa pergi ke tanah suci seperti, Teh Vindy..aamiin..
Saya yakin, mereka yg belum berangkat tetap pingin umrah.
ReplyWah-wah... Gak nyangka banget aku, Vin. RUpanya dirimu jadi korban juga, ya.
ReplyAku cuma bisa bilang semoga kamu diberi kesabaran sama Allah, ya Vin. Soal haram atau nggak. Biarlah Allah yang menilai.
Ini bukan hanya jadi pelajaran hidupmu. Juga buat orang lain. Buktinya, banyak sekali yang terbantu atas informasi yang kamu bagikan ini.
AKu memang kurang mengikuti kejadian ini. Tapi, yang aku tau rupanya main belakangnya banyak banget.
Ya semoga kamunya selalu diberi kesabaran, kesehatan dan rezeki yg banyak, supaya bisa berangkat Umroh lagi. AMin... :)
Susah sekali gimana harus mengekspresikan. Yang gak enak memang jadi orang yg pernah menggunakan jasa FT dan merekomendasikan ke orang2. Tapi kita ya bisa apa kalau emang pernah 'berangkat'. Terus bener katamu, kasian yang udah nabung bertahun2, niat ke tanah suci kemudian ditipu gitu. Bayangin ke ortu sendiri :(
ReplyWah, ternyata vindy umroh pakai jasannya First Travel ya.. Tapi kalau saya jadi kamu juga pasti kayak gitu, memepertanyakan sendiri apa ibadah yang dilakuin halal atau haram.. Wallahualam..
ReplyKalao First Travel sendiri sih saya baru denger pas ada kasus ini.. Hehehe
Sedari awal hati kecil saya udah berbisik tidak nyaman tentang travel ini karena harganya itu sangaaat murah. Tapi melihat testimoni dan endors para seleb, saya pikir mungkin itu hanya prasangka saya saja. Sempat juga membicarakan dengan keluarga buat umrah bareng2 pakai travel ini. Untunglah ga jadi. Semoga jamaah yang uangnya tertahan bisa bersabar dan diberi ganti yang lebih baik. Aamiin...
ReplyTerima kasih mba sudah sharing. Tetangga dan budhe ku serta anaknya pun gagal berangkat.
ReplySaat membaca artikel ini aku sempat berpikir, Wah tau gitu kenapa aku gak umrah lewat First Travelaja kemarin, mumpung harganya murah.
ReplySee?
Saya sepikiran sama Mbak, kalau ada umrah murah kenapa harus bayar yang lebih mahal walaupun kemudian belakang hari bermasalah
Menurut pemahaman saya, apa yang telah dilakukan mbak yang berumrah via First Travel sebelum ada masalah itu tidak mengurangi nilai kehalalannya. Saya hanya bisa bilang alasannya bahwa saat itu JAMA'AH TIDAK TAU dibalik gelapnya usaha travel ini
Semoga ibadah yang telah dilakoni dicatat oleh Allah sebagai ibadah kebaikan.
Terima kasih sudah berbagi cerita, Mbak. Dengan cerita ini membuka pikiran jelek saya terhadap First Travel bahwa mungkin FT bangkrut karena kekeliruan promosi semata :)
Postingannya bagus banget. Jadi makin sedih bayangin nasib karyawan2nya. Mereka kerja profesional. Tp sayang pengelolaan dananya gak profesional. Hiks
ReplyMemang ya, sepandai-pandainya tupai melompat pasti bakal jatoh juga. Ga habis pikir sih kalo mereka nipu, kalo diliat dari fasilitas yang mewah sama tenaga yg professional dari cerita diatas.
ReplyWah, ternyata mbak Vindy pernah punya pengalaman yang membahagiakan juga mengecewakan dengan agen travel yang lagi jadi trending topic ini :)
ReplySetahu saya, semua hal yang tidak disengaja, tidak disadari dan diluar sepengetahuan adalah sah. Semoga apa yang sudah mbak vindy jalani bermanfaat dan membawa kebaikan buat diri mbak vind. Serta buat pihak yang dirugikan, legowo saja. Rezeki sudah ada yang ngatur :)
ReplyTerima kasih sharingnya mbak.. Yup.. Yg bener memang ada harga ada rupa yaa... Jd pelajaran jg u aku yg hampir tergiur dengan murahnya 1st travel udh bs umroh, semoga jamaah2 lainnya yg jadi korban di beri solusi yg terbaik..
ReplyTega bgt emang first travel. Niat ibadah malah kek gini. Kurang bersyukur mah gini.
ReplyAh, ulasan yang lengkap dan padat. Ya semoga gue juga bisa pergi kesana nanti. Aamiin..
Saya yg baca jadi ikut terbawa suasana. Sebenernya pelayanan oke ya hanya sistemnya aja yang kurang benar sehingga calon jemaah dan owner pula yang jadi korban. Semoga ada titik terang ya buat para korban, dan diberikan kelapangan dada
ReplyJejakkan komentar, saran, kritik, dan pertanyaan melalui Contact atau komentar di bawah ini. Gunakan komentar Facebook (di atas) jika ingin mendapat notifikasi balasan langsung dari Facebook. Atau bisa juga dengan akun Blog/Gmail.
Terima kasih berkenan membaca dan mampir di Vindy Pindy Mindy.
--- www.vindyputri.com ConversionConversion EmoticonEmoticon