Mama Nggak Lagi Minta Pulsa - Registrasi Ulang Itu HOAX atau?

Mama Nggak Lagi Minta Pulsa - Registrasi Ulang Itu HOAX atau?


Baru sehari dibuka program pemerintah Registrasi Ulang nomor ponsel, sudah banyak yang mengemukakan berhasil atau nggaknya. Banyak yang nunjukin keberhasilan, banyak juga yang ngeluh katanya nggak berhasil. Saking putus asanya sampai ngedumel, nyumpah serapah, sampai ngajak-ngajak orang untuk nggak usah registrasi ulang. Ehm...

Lupa kapan pastinya muncul kabar bahwa ada kewajiban untuk meregistrasi ulang nomor ponsel yang kita pakai. Jujur aku sendiri juga menanggapi ini ambil lalu. Alias nggak langsung aku percayai. Ya kudu gitu sih. Jangan mudah percaya dengan apa yang kita baca di social media, share broadcasting, bahkan capture image yang gampang banget bisa dibuat menjadi cerita fiksi.

Sampai akhirnya suatu pagi Papaku nyebarin kertas ke masing-masing anaknya. Isinya nomor NIK dan KK ditulis gede pakai spidol. Katanya suruh registrasi ulang harus hari itu juga, tanggal 31 Oktober 2017.

‘Ah, lagi-lagi kena hoax nih keluargaku!’ Cuma bisa batin gitu doang.

Sebelum aku mau registrasi, cari informasi sebanyak-banyaknya dulu dong. Iya di internet. Tapi bacaannya juga bukan media abal-abal. Media terpercaya yang ada redaksional berbadan hukum dan memiliki kode etik jurnalistik seperti: Jawapos, detik, kompas, liputan6, okezone, bbc, dan beberapa lainnya yang lupa kusebutkan. Beberapa di antaranya sudah ada yang menulis tentang issue ini. Salah satu contoh Liputan 6 online menulis berita: HEADLINE: Fakta vs Hoax Registrasi Kartu SIM Prabayar.

Dan betul, ada anjuran untuk kita meregistrasi ulang nomor ponsel kita. Tapi hoax bahwa terakhir adalah tanggal 31 Oktober 2017. Ini tanggal dimulainya, berakhirnya Februari 2018. Dengan perpanjangan waktu 2x tahap.

1) Pemblokiran panggilan/SMS ke luar
2) Pemblokiran panggilan/SMS masuk (blokir total)

Baik dengan bismillah, buka dompet dan menyalin NIK serta KK yang sudah dicatatkan oleh Papaku tadi. Tanggal 31 Oktober 2017 pagi aku coba dan berhasil dengan 2 cara.

👉 Cara 1 – Menggunakan link website provider XL bit.ly/ulang4444 (aku pakai XL)
👉 Cara 2 – menggunakan SMS – ULANG#NIK#KK (untuk xl)


Awalnya sms langsung ke 4444 pake ULANG#NIK#KK. Tapi gak ada balesan. Lihat CARA 2 pada gambar. Rupanya tanggal 28 Okt 2017 uda pernah di-reminder sama 4444 dan ada link menuju MyXL tapi kuabaikan. Karena tak kunjung dapat balasan, kemudian aku coba buka link tsb dan masuk ke halaman resmi XL (http://bit.ly/ulang4444) buka dengan browser kesayangan kita. Lihat link di CARA 1 pada gambar.


Disuruh isi by step.
1. Isi nomor HP 0819xxx

2. Muncul halaman verifikasi dan langsung Dapat SMS dari 4444 berupa Kode Verifikasi. Copas aja kodenya. Paste-kan di halaman tadi. Kode berlaku 5 menit.

3. Trus klik tombol Verifikasi kemudian terbuka halaman baru dan disuruh isi Nomer identitas. Ada 2 isian, atas dan bawah. Atas utk No KTP, yg bawah isikan KK.

4. Langsung dapat SMS lagi, bahwa sudah didaftarkan ulang atas namaku. Bukti bahwa dulu ketika aku daftarin kartu ini benar pake identitas.



Nggak lama kemudian, ada SMS lagi dari 4444, isinya serupa bahwa berhasil dan sudah ter-registrasi ulang. Itu balasan dari CARA 2 yang pake ketik ULANG. Dari sini aku bisa menyimpulkan bahwa:


📱 Lebih cepat menggunakan layanan provider. Kalau SMS agak lama sedikit. (Aku pakai XL, bisa berbeda dengan provider lain. Pastikan punya kuota dan tergantung koneksi juga. Sedangkan SMS gratis.)

📱 Pastikan dulu registrasinya beneran pake kartu identitas. Kalau dulu pake KTP Dijamin sukses 100%. Tapi seingatku dulu pakai kartu Mahasiswa deh, sukses juga. Cuma kan dulu pas registrasi 4444 ada data alamat, tgl lahir, dll. Pencocokan bisa dari beberapa data asli pendukung lainnya.

📱 Kendala seperti "Identitas Tidak terdaftar" kemungkinan besar adalah dulu registrasi kartu tidak dengan data valid alias beli di konter sudah diregister random (asal aktif). Atau KK baru dibuat dan kemungkinan belum ada di database Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri.
Sumber: Penyebab Gagal Registrasi Beserta Solusinya oleh Liputan 6.

📱 Kendala seperti "Saat ini tidak bisa dilakukan proses" kemungkinan besar trafic sedang tinggi. Mengingat banyak yang kemakan hoax "Terakhir 31 Oktober 2017" dan euforia pelanggan sangat tinggi untuk segera mencoba. Kekuatan media sosial 💪


Untuk kendala, aku belum tahu solusinya. Sebab, di gerai setiap provider sejak lama udah nggak bisa bantuin apa-apa ketika diminta identitas ternyata nggak match dengan data register dulu. So bagi yang sudah terlanjur punya kartu dan ingat bahwa dulu registernya asal aktif (identitas ngasal) yaa... kemungkinan wasalam. Atau mungkin bisa ke Center di kota kita untuk membantu reset data, teman ada yang pernah perbarui data karena dulu belinya sudah diaktifin konter dengan data ngasal.

Mungkin solusi lain mulai dipikirkan pindah nomor sejak sekarang dan woro-woroin nomor baru. Sehingga masih ada waktu untuk peralihan ke nomor baru. Terutama nomor yang sudah tersebar luas dan itu nomor penting. Sampai Februari 2018. Jangan lupa untuk membiasakan registrasi dengan identitas manusia asli yang aktif.





Kenapa Kita Wajib Registrasi Ulang?

Kalau mau jawaban singkat, maka jawabannya adalah untuk keselamatan kita sendiri. Secara umum, meminimalisir penipuan yang njamur di Indonesia tercinta seperti Mama Minta Pulsa, atau ganti menjadi Papa, Om, Kakek, Nenek, Adek, Kakak dan seluruh anggota keljuarga nggak punya pulsa padahal bisa beli gadget kamera selfie megapixel tinggi.



Jawaban Panjang dan Bersumber dari Para Pakar Adalah:

Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Noor Iza, berkata bahwa daftar ulang ini untuk mensinkronkan data pemilik kartu dengan Identitas yang sudah terdaftar dengan catatan data kependudukan di Kementrian Dalam Negeri. Pencocokannya menggunakan NIK. Yang pasti tujuannya untuk:

🔒 Memberikan kenyamanan untuk seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke atas penggunaan jasa telekomunikasi. Melindungi dari spam, SMS penipuan, telepon penipuan, hingga gendam via suara. Indonesia gituloh...



Kenapa Sih Data Nggak Valid Bisa Memudahkan Penipuan?

Karena kita bebas beli kartu perdana. Biasanya kita kudu daftar pertama kali ke 4444 kan? Disuruh isi data diri seperti: Nama, Jenis Kelamin, Alamat, Tanggal Lahir, dan Nomor Identitas (KTP/SIM/Kartu Pelajar/Paspor).

Bisa aja kita isi fiksi seperti:
Nama: Ariel Noah
Jenis Kelamin: P
Alamat: Jalan Mengkudu Diambil Sarinya, Bau wanginya.
Tanggal Lahir: 3 Maret 1987
Nomor Identitas: 1234567890

Ngasal banget. Hayo siapa yang pernah isi data diri secara ngasal saat registrasi pertama kali. Aku ya pernah. Meski memang kita nggak pernah sedikitpun punya niat digunakan untuk kejahatan, tapi jangan lupa bahwa ada orang yang memang jahat memanfaatkan data palsu untuk melakukan aksinya.

Setelah isi data palsu, mulai deh spaming yang mengganggu. SMS Penipuan pemenang undian, blablabla, telepon orang dengan mengaku sanak saudara atau sebuah instansi tertentu. Alih-alih gendam itu tadi. Hipnotis via suara sehingga ludes uang di ATM.



Setelah terjadi, kita biasanya pasrah atau lapor ke pihak berwajib. Syukur dengan teknologi, nomor bisa dilacak dan ditangkap. Bahkan kasus tertentu harus dilihat data primernya. Siapa pemilik nomor ini. Lah, ternyata palsu, alamatnya di Jalan Mengkudu Diambil Sarinya, Bau wanginya. Nggak bisa dipertanggung jawabkan.

🔓 Saat ini kita sudah memiliki KTP elektronik yang tercatat di Kementerian Dalam Negeri yang mengusung 1 orang memiliki 1 identitas yaitu semua terekam dalam 1 NIK yang nanti validitasnya bisa diperiksa ke Kementerian Dalam Negeri.

Tapi bukan berarti 1 NIK kita nggak bisa memiliki sesuatu lebih dari satu loh. Kita masih bisa punya lebih dari 1 kepemilikan. Dengan bersumber 1 identitas yang bisa dipertanggung jawabkan. Contohnya:
1 Orang dengan NIK xxxxxxxxx bisa memiliki 2 rumah, 2 kendaraan bermotor, 4 aset tanah, 2 nomor ponsel, dll yang itu semua tercatat di Kementrian Dalam Negeri. Tentu tujuannya kembali ke nomor 1, menghindari tokoh fiksi yang tak bertanggung jawab.

🔓 Ini akan berdampak keabsahan data identitas yang jelas siapa pengguna nomor ini sebenarnya. Sehingga memperkecil tindak kejahatan karena mudah dilacak.





Ini Hoax! Penjual Konter Rugi nih!

Setelah diberlakukannya Registrasi ulang, banyak yang menanggapi. Salah satunya pihak pelaku bisnis kartu SIM seperti penjual pulsa dan kartu perdana di konter. Ada celetukan seperti:

Ini hoax! Coba pikirkan seberapa banyak ruginya provider atas keterbatasan kepemilikan nomor ponsel hanya 3.
Tolong berempati terhadap penjual pulsa dan kartu perdana di konter. Masih banyak stok kartu perdana yang belum terjual. Ada ratusan hingga ribuan. Kalau 1 orang dibatasi 3, lalu kami rugi karena nggak akan terjual.
Kalau lebih dari 3 sih nggak jadi masalah, ya. Tapi kalau dibatasi, bagaimana cara jual pulsanya? Tolong perhatikan orang kecil.

Well, untuk menanggapi hoax... sejauh ini aku percaya bahwa ini dilakukan semata-mata untuk kepentingan kita bersama. Terutama diperkuat dengan vokal dari juru bicara Kominfo Iza Noor di media terpercaya.  

Jangan register! Ini pasti ada unsur politik! Lagian di perbankan harus pakai data Ibu. Ini Cuma NIK & KK, pasti data kita mau dicuri...!

Hm... dari 4444 kenapa harus takut? Pas pertama kali beli kartu perdana register ke 4444 kan? Dan semua operator ikut andil. Gak berpihak satu atau dua. Ini salah satu upaya memfilter mana nomor yang benar2 dipakai manusia sehari2. Bukan nomor yang dipake untuk 'Mama Minta Pulsa'.

Iza Noor juga menjelaskan di media Liputan6 bahwa data ibu adalah super password yang riskan untuk di-share. Biasanya dipakai untuk data perbankan karena itu berhubungan dengan finansial. Dari pernyataan ini aku jadi berpikir, bahwa harus semakin hati-hati dalam memberikan data Ibu. 





4444 Itu Siapa?

Itu nomor operator. Itu kode akses untuk ke jaringan internal masing-masing operator secara resmi. Ingat saat registrasi pertama harus daftarin ke 4444? Menurutmu itu sebuah nomor yang abal-abal?

"Jadi, kalau pelanggan Telkomsel daftar ke 4444 nanti masuk ke Telkomsel, kalau pelanggan dengan nomor Indosat juga akan masuk ke Indosat juga begitu daftar ke 4444," ujar Iza Noor pada portal berita Detik. humas atau juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika.



Trus Data itu Dipake buat Politik? Data Itu Diapain Sih?

Setelah didaftarkan atau didaftarkan ulang, masing-masing operator akan memvalidasi informasi tersebut ke Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri. Dalam situasi ini, operator sebatas memvalidasi informasi yang didaftarkan pelanggan.
Atau kalau nggak mau lewat 4444, ke gerai masing-masing operator sajalah. Biar afdol dan nggak terasa ditipu. Entar juga ujung-ujungnya disuruh menyertakan informasi NIK dan KK. Jangankan daftar ulang, ketika kita ke gerai dengan permasalahan apapun, kita diminta kartu identitas. Untuk apa? Untuk keabsahan bahwa ini asli nomor kita dan kita jadi punya hak penuh untuk melakukan apa saja pada nomor milik kita.




Pernah Ditolak karena Nggak Sesuai Identitas?

Pernah. Karena pas daftar ngasal. Jadi nggak dibantu deh atas permasalahan yang terjadi di nomorku saat itu.



Trus, Nasib Penjual Pulsa dan Kartu Perdana?

Menurutku, selama kita jualan pake identitas asli sih nggak masalah. Mudah-mudahan dibatasi 3 kepemilikan ini sampai Februari 2018 nanti saja. Semoga nanti kedepannya nggak ada batasan selama identitas asli dan bisa dipertanggung jawabkan.

Kebijakan ini bukan berarti nggak mikirin penjual juga sih. Mengingat ini juga bukan hal yang buruk bahkan kalau dilihat juga banyak manfaatnya demi keamanan dan kenyamanan di seluruh Indonesia.

Pada akhirnya kita harus memahami resiko yang timbul. Dan mau nggak mau kita kudu beradaptasi. Sama seperti media cetak yang kalah dengan yang serba online. Tiap hari makin kegerus. Kalau fenomena ini membuat perusahaan sampai tutup gimana? Bukan berati orang harus ngertiin kita saja. Kita juga kudu bergerak dan berinovasi untuk bisa ngikutin perkembangan.



Sejauh Ini Masih Belum Ada Kejelasan pada 3 Hal:

❓Apakah batas 3 nomor ini hanya sementara? Mengingat ditaget Februari 2018 kudu teregistrasi ulang semua di seluruh nusantara. (Menghindari traffic padat)

❓ Apa setelah Februari 2018, kita normal bisa punya banyak nomor? Tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Entah apa itu syaratnya, misal wajib identitas asli atau ada inovasi lain, ataukah memang kudu 3 nomor saja selamanya?

❓ Misal nih, emang kudu maksimal 3 untuk selamanya. Apakah ketika hangus salah satunya (benar-benar mati nomornya) slot kita berkurang 1 dan punya kesempatan lagi untuk punya nomor lagi?

Mungkin ada yang tahu jawabannya?






Kalau memang dibatasi 3, aku bisa kasih saran untuk pelaku bisnis pulsa: Pilihlah 3 operator yang paling banyak dicari daerah sekitar kamu. Buat harga bersaing. Dan fokus saja ke tiga operator itu. Bisa menarik pelanggan dengan promo/ hadiah kecil/ bonus/ apapun. Insyaallah, pelanggan operator akan tetap datang meski yang lengkap lebih disukai. Atau 6 dengan joinan NIK KK Istri atau sanak saudara lain yang mau berbisinis dengan kita. Asal identitasnya bisa dipertanggungjawabkan.


Ya tiap orang punya kepentingan masing-masing dalam menggunakan nomor ponsel. Selama bukan untuk kejahatan, semoga diberi kemudahan dan win-win solution yang lebih baik. Ya berdoa saja, mudah-mudahan selepas Februari 2018, semua normal bisa memiliki banyak nomor dengan tetap menggunakan identitas asli. Ya kita tunggu saja bagaimana kebijakan selanjutnya. Sehingga penjual nomor perdana bisa tetap hidup.



Mungkin aku bisa kasih masukan:

🔑 Jualan pulsa pakai aplikasi/system yang hanya butuh 1 nomor saja bisa mengisi banyak operator. Carilah yang terpercaya. Temanku rata-rata pakai ini sih buat jualan pulsa. Jadi nggak perlu punya 6 hape untuk 6 operator yang berbeda.

🔑 Kartu perdana... hm... belum ada solusi. Mungkin ada yang punya inovasi untuk menanggapi keresahan teman-teman penjual nomor syantik ini?




Mungkin Indonesia kebanyakan Provider

Kebanyakan provider akhirnya bersaing harga. Ujung-ujungnya bermain promo. Apalagi kalau bukan internet. Lebih galau nggak punya kuota ketimbang nggak punya pacar kayanya ya? Sampai hampir semua operator memiliki kartu perdana khusus internet. Bisa jadi nih, operatornya sama, tapi antara satu nomor dengan lainnya itu berbeda jenis paket internetannya.

Keragaman inilah membuat keputusan pelanggan untuk:
beli-habis-buang


Kemudahan beli-habis-buang inilah cikal bakal pengisian data ngasal. Toh juga abis ntar dibuang lagi. Beli perdana lagi. Ya malas kali ngisi data diri yang bener berkali-kali. Lelah kan? Ngasal ajalah seperti data Ariel Noah yang rumahnya di Jalan Mengkudu Diambil Sarinya, Bau wanginya.

Mudah-mudahan setelah ini ada kebijakan baru yang selaras dengan kebiasaan masyarakat Indonesia. Soalnya orang Indonesia itu banyak bereaksi menolak sebelum memahami untung ruginya.





Kamu Nggak Tahu sih, Rasanya jadi orang kecil yang jualan pulsa dan kartu perdana!

Ya, kamu juga nggak tahu sih rasanya diteror spam SMS/telepon dan ditipu sama orang. Fakta sahabatku sendiri rela mengganti nomornya yang umurnya tahunan itu karena diteror seseorang menjelang pernikahannya. Sampai dia ketat banget memberi nomornya. Kalau ada yang tanya nomornya, kudu laporan dulu. Merasa terancam oleh psikopat yang mengganggu.

Beruntunglah kita hidup di Indoensia, di negara lain seperti Jepang dan Hongkong dan beberapa negara lain misalnya (berdasarkan pengalaman kawan) kebijakannya adalah: Satu ponsel satu nomor selamanya. Kalaupun mau ganti itu prosesnya ribet banget.

Lah kita udah dikasih 3 permintaan eh... 3 nomor pilihan.


Pelajaran yang Bisa Kita Ambil

- Mulai sekarang jangan pernah lagi memberikan identitas seperti NIK & KK kepada sembarang orang.
- Bagi yang hopeless nggak bisa daftar ulang, persiapkan nomor baru dengan registrasi yang benar, lalu mulai migrasi perlahan.
- Terus berinovasi untuk menutupi kekurangan batasan kepemilikan bagi penjual pulsa dan kartu perdana syantik.
- Ada yang mau nambahin?





Well... 
semua kembali pada untuk apa kita memiliki ponsel
dan setiap orang berhak menanggapi peralihan kebijakan ini.

Kalau kamu, 
Setuju/tidak diadakan registrasi ulang?
Sudah berhasil registrasi ulang??


Sumber Gambar: Liputan6 | Freepik | Dokumen Pribadi


Previous
Next Post »

16 komentar

Write komentar
Tian Lustiana
AUTHOR
Wednesday, 1 November 2017 at 15:16:00 GMT+7 delete

Aku setuju sih kalau memang diperlakukan dengan baik data valid kitanya

Reply
avatar
Oline
AUTHOR
Wednesday, 1 November 2017 at 17:44:00 GMT+7 delete

Aku kayaknya udah registrasi deh..

Reply
avatar
Wednesday, 1 November 2017 at 19:39:00 GMT+7 delete

Supeeerr infonya Kak Vindy. Sukaaa!
Aku udah registrasi ulang tadi pagi. 2x gagal haha. Kelupaan masukin tanda pagar di ujung nomor KK xD

Reply
avatar
Vindy Putri
AUTHOR
Wednesday, 1 November 2017 at 21:59:00 GMT+7 delete

Thanks Intan :)
Iya, mungkin karena traffic yaaa..

Reply
avatar
Vindy Putri
AUTHOR
Wednesday, 1 November 2017 at 22:02:00 GMT+7 delete

Iya Mbak Tian... Aku juga sependapat. :)

Reply
avatar
Thursday, 2 November 2017 at 02:04:00 GMT+7 delete

Yep.. aku setuju dengan isi postingan ini. Dari pagi aku sudah menerima beberapa WA yg isinya bahwa registrasi ulang simcard prabayar ini adalah HOAX. Ada temanku yang sampai panik setelah baca WA itu. Entahlah apa maksud si pembuat berita HOAX itu, aku tidak habis pikir (jadi akhirnya tidak aku pikirin sama sekali). Paling aku hanya sebatas mengirimkan link resmi dari kominfo..

Reply
avatar
khonsa
AUTHOR
Thursday, 2 November 2017 at 05:53:00 GMT+7 delete

Klo aku nggak langsung men-judge bahwa berita2 awal ttg regis itu hoax, ngga baik :)
Waspada itu perlu sih emang, tapi yaa buat menghindari hoax langsung aja cari sumber2
Jangan malah diam, nunggu, baru cari sumber beneran :)

www.randomkhns.com

Reply
avatar
Thursday, 2 November 2017 at 08:51:00 GMT+7 delete

lengkap banget ulasannya mba, kalau saya tim yang setuju banget adanya registrasi ulang ini karena saya pernah jadi korban ketipu belanja online dan orangnya ganti nomor aja sesudah itu seenaknya hiks :(
datanya juga susah dilacak karena ternyata memakai data palsu.

Meski kesannya terlambat, setidaknya pemerintah mau berbenah.

Reply
avatar
Pritahw
AUTHOR
Thursday, 2 November 2017 at 12:10:00 GMT+7 delete

Infonya aku save ya, haha, aku gagal juga tuh, kayaknya krn memperlakukan nomor lama kayak regis nomor baru,wkwk. Intinya stay positive ya Vin, insyaallah byk cara menuju baik, hehe

Reply
avatar
Lulu
AUTHOR
Thursday, 2 November 2017 at 19:56:00 GMT+7 delete

Aku udah berhasil registrasi ulang juga setelah 2x gagal. Hehe
Alhamdulillah sih aku bukan tipe yang pake sim perdana cabutan. Tapi banyak banget temenku yang cabutan, soalnya biasanya paket internet kartu perdana itu lebih murah daripada beli paket dari kartu yang udah pernah dipake. Semoga segera ada solusinya yah buat semua

Reply
avatar
Annafi
AUTHOR
Thursday, 2 November 2017 at 20:21:00 GMT+7 delete

aku baru tadi siang regist ulangnya, gagal terus kemaren karena salah format eaa

Reply
avatar
Boni
AUTHOR
Friday, 3 November 2017 at 09:39:00 GMT+7 delete

Apa cuma ane ia tidak ada balasan dengan mengikuti format yang di sms operator.

Reply
avatar
De Pita
AUTHOR
Friday, 3 November 2017 at 19:30:00 GMT+7 delete

Punyaku yang 3 karena nomor baru pas daftar di minta nama ibu kandung. Sempat ada isu kalau diminta info nama ibu kandung jangan di kasih, karena rekening bisa di bobol. Duuuuh berita simpang siur dimana2

Reply
avatar
Monday, 6 November 2017 at 10:57:00 GMT+7 delete

Wah iya, aku belum registrasi ulang. Ternyata masih sampai Feb 2018 ya, ntar2 deh registrasinya, masih lamaaa *terus lupaa haha :D

Reply
avatar
ridho zamroni
AUTHOR
Sunday, 12 November 2017 at 23:08:00 GMT+7 delete

mbak knp nomer utamaku yg 3 blom ada pemberitahuan suruh ngajuin regristrasi kk dan nik ya? apa mungkin nomer lama jd gk perlu daftar? atau sebaiknya harus bgaimna?

soalnya nomer three ini sudah 5 tahun, masih 11 digit.

Reply
avatar

Jejakkan komentar, saran, kritik, dan pertanyaan melalui Contact atau komentar di bawah ini. Gunakan komentar Facebook (di atas) jika ingin mendapat notifikasi balasan langsung dari Facebook. Atau bisa juga dengan akun Blog/Gmail.

Terima kasih berkenan membaca dan mampir di Vindy Pindy Mindy.
--- www.vindyputri.com ConversionConversion EmoticonEmoticon